Diare sering dianggap sebagai penyakit, bergotong-royong hal ini tidak begitu sempurna lantaran lebih sering yang terjadi ialah diare merupakan akhir dari suatu penyakit tertentu yang menyerang sapi biasanya yang terkait dengan organ pencernaan. Salah satunya sanggup juga lantaran adanya serangan cacing usus atau juga lantaran luka di susukan pencernaan akhir benda tajam yang menimbulkan usus terinfeksi.Sapi yang menderita penyakit mencret akibat faktor Infeksi Penyakit menerangkan tanda-tanda ibarat :
- Mencret/Diare secara terus-menerus (profus)
- Feses atau lembek hingga cair, berwarna gelap/kehitaman, berbau busuk, kadang disertai lendir, bercak darah/segmen cacing yang keluar dari lubang anus
- Tubuh terlihat kurus, pucat, lemah dan lesu
- Dari mata dan hidung keluar eksudat / lendir
- Bulu kasar, kaku dan rontok
- Nafsu makan menurun
- Merejan/merintih
- Punggung melengkung
- Jalan sempoyongan atau bahkan hingga ambruk
Mencret atau diare ialah peningkatan frekuensi defekasi dan disertai perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek bahkan cair. Diare pada sapi (maupun binatang lain) sanggup terjadi lantaran banyak sekali macam hal, mulai dari sensitifitas terhadap jenis makanan tertentu, keracunan, juga penyakit bisul yang disebabkan lantaran bakteri, virus maupun benalu baik cacing maupun koksidia dan banyak hal lainnya. Pemberian cairan pengganti sangat dibutuhkan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akhir muntah dan mencret. Terapi cairan yang paling ideal dilakukan ialah dengan infus.
Pada dasarnya diare ialah sebuah tanda-tanda klinis yang memperlihatkan adanya perubahan fisiologis atau patologis di dalam tubuh terutama susukan pencernaan. Gejala yang sanggup kita perhatikan dari mencret mencakup perubahan konsistensi (keras atau tidaknya) feses, warna feses, bacin feses, dan keberadaan benda atau materi yang terbawa di dalam feses pada waktu feses keluar. Untuk itu harus dibedakan tanda-tanda yang terjadi lantaran pengobatannya pun akan berbeda.
Faktor Penyebab Diare
Penyebab timbulnya diare pada ternak sapi sanggup dibedakan menjadi 2 yakni :
1. Faktor / Perubahan Fisiologis
Ciri-ciri :
- Tubuh masih terlihat sehat (tidak pucat dan tidak lesu)
- Masih mau makan
- Feses lembek hingga cair tanpa disertai perubahan lainnya (tidak berbau, berlendir atau disertai bercak darah/segmen-segmen cacing)
Gejala yang terjadi diatas merupakan diare yang disebabkan oleh perubahan fisiologis seperti:
- perubahan lingkungan ternak
- perubahan pakan
- perpindahan ternak
- perubahan cuaca
- pergantian pemeliharaan.
Untuk itu cara penanganannya ialah dengan tidak melaksanakan perubahan yang mendadak dalam hal pakan, perpindahan lokasi sangkar dan sebagainya semoga ternak tidak stres. Selain itu untuk mengganti cairan tubuh yang hilang maka diberikan cairan elektrolit terutama air, bikarbonat, sodium dan potassium atau larutan garam semoga tidak terjadi kehilangan cairan tubuh yang lebih lanjut. Berikut disajikan resep cairan elektrolit yang sanggup dipakai sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi diare :
• 3 kotak kecil kaldu sapi instan (bisa juga memakai 1 sachet kaldu sapi)
• 1 sachet semoga agar bubuk
• 2 sendok garam
• 2 sendok soda kue/baking soda/sodium bicarbonate/NaHCO3 (Anonimusa, 2006)
• 3 kotak kecil kaldu sapi instan (bisa juga memakai 1 sachet kaldu sapi)
• 1 sachet semoga agar bubuk
• 2 sendok garam
• 2 sendok soda kue/baking soda/sodium bicarbonate/NaHCO3 (Anonimusa, 2006)
Selain untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh juga dibutuhkan pengobatan untuk mengurangi tanda-tanda yang terjadi semoga tidak menjadi lebih parah.
2. Faktor Penyakit/Agen Infeksi
Diare sanggup juga disebabkan oleh agen-agen infeksi, diantaranya bakteri, virus ataupun parasit. Gejala klinisnya pun berbeda dengan diare yang disebabkan oleh perubahan fisiologis, diantaranya adalah:
- - Diare profus (terus-menerus)
- - Feses lembek hingga cair, berwarna gelap/kehitaman, berbau busuk, kadang disertai lendir, bercak darah/segmen cacing yang keluar dari lubang anus
- - Tubuh terlihat kurus, pucat, lemah dan lesu
- - Dari mata dan hidung keluar eksudat / lendir
- - Bulu kasar, kaku dan rontok
- - Nafsu makan menurun
- - Merejan/merintih
- - Punggung melengkung
- - Jalan sempoyongan atau bahkan hingga ambruk
Penanganan bagi ternak yang terkena diare dengan tanda-tanda klinis ibarat di atas selain dengan cara penggantian cairan tubuh yang hilang sebagai pertolongan pertama juga dilakukan pengobatan untuk menghentikan tanda-tanda diare atau mengatasi penyebab diare.
Berikut ada beberapa resep lain yang dipercaya masyarakat sanggup dipakai untuk menangkal diare pada sapi, baik sapi pedet maupun sapi arif balig cukup akal tanda-tanda diare yang masih dalam stadium awal :Untuk sanggup memilih diagnosa (penyebab sakit) utama yang mengakibatkan mencret yang diderita sapi anda perlu dilakukan serangkaian investigasi oleh Dokter Hewan, baik investigasi fisik atau kalau dibutuhkan investigasi laboratorium. Untuk itu saya sarankan segera konsultasikan/periksakan sapi anda ke Dokter Hewan Praktek untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat.
a. Bahan : arang tempurung kelapa
Cara menciptakan :
- Tumbuk halus arang tempurung kelapa.
- Ayak, kemudian tampung dalam wadah yang gampang disimpan.
Cara Pengobatan
Untuk mengobati sapi berikan sebanyak 50 gram per oral
b. Bahan : Minyak kelapa 500 ml
Cara Pengobatan :
Minumkan untuk pengobatan seekor sapi
c. Bahan : daun jambu biji 200-300 kg
Cara pengobatan : diberikan secara pribadi maupun sanggup ditumbuk, ditambahkan sedikit air kemudian diminumkan ke ternak. Dosis untuk seekor sapi
d. Daun nangka maupun buah nangka yang masih muda dan gres tumbuh diberikan secara pribadi maupun ditumbuk dan dicampur sedikit air kemudian diminumkan ke ternak
e. Campur dan haluskan temu ireng, kunir, kencur, lempuyang dan tempe busuk masing-masing 200-300 gram, dimasukkan ke dalam plastik dan didiamkan selama 1 malam kemudian diperas. Hasil perasan diminumkan 3 kali sehari selama 2 hari.
f. Campur dan haluskan lempuyang 3 biji, gula pasir 250 gram kemudian tambahkan 10 liter air masak dan diminumkan ke ternak dengan takaran 1 liter/ekor 3 kali sehari (Anonimus, 1994)
• Pisahkan sapi dara dan sapi yang lebih dewasa, tingkat imunitas dari pedet yang dilahirkan sapi dara secara umum lebih rendah daripada pedet yang dilahirkan sapi dewasa.
• Hindari kawasan melahirkan yang lembap dan lembab, proses kelahiran sanggup dilakukan di padang penggembalaan apabila cuaca dan kawasan memungkinkan. Lingkungan ideal untuk melahirkan ialah padang/lapangan rumput yang tidak terlalu curam, tersedia penahan angin (windbreak), cuaca hangat dan kering. Ingatlah bahwa penyebab diare ialah udara lembab, dingin, lembap dan lingkungan yang kotor.
• Apabila melahirkan di kawasan yang sempit, apabila kondisi memungkinkan, pindahkan induk dan anak ke lapangan rumput yang higienis segera sehabis melahirkan. Lindungi pedet (dengan sangkar portable) dari udara dingin, hujan atau serangan binatang buas
• Isolasi pedet yang diare secepat mungkin. Bersihkan dan desinfeksi lingkungan kandang. Isolasi sedini mungkin sangat kritis untuk menghindari penyebaran diare pada pedet lain.
• Pastikan induk dan anak dalam kondisi yang baik, terapkan kegiatan pakan dan nutrisi untuk memastikan ternak tumbuh sehat dan kuat.
• Berikan larutan iodine (betadine, atau minimal obat merah) pada ari ari pedet, sedini mungkin sehabis dilahirkan.
• Minta saran dokter atau mantri binatang mengenai vaksinasi atau perawatan kesehatan yang sanggup diberikan.
Penyebab Kembung (TYMPANI/BLOAT) Pada SAPI dan Cara Mengobatinya
Penyakit kembung perut yang diderita sapi, sanggup mengakibatkan ajal lantaran struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada ibarat halnya manusia. Hal tersebut kesannya mengakibatkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung ketika menderita kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan menimbulkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi lantaran ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat.
Namun penyakit kembung perut tidak membahayakan atau menular kepada binatang lain atau manusia, daging sapi yang terjangkit penyakit inipun masih kondusif untuk dikonsumsi (Purnomo, C. 2010).
Gejala Klinis Kembung
• perut pecahan kiri atas membesar dan cukup keras, bila ditepuk akan terasa ada udara dibaliknya, dan berbunyi ibarat tong kosong
• ternak merasa tidak nyaman, menghentakkan kaki atau berusaha mengais-ais perutnya
• ternak sulit bernafas atau bernafas melalui mulut
• sering berkemih/kencing dan mengejan
• hidung kering
• nafsu makan turun/tidak mau makan sama sekali
• pada masalah yang berat kesannya tidak sanggup bangun dan mati
Cara Pencegahan
1. Jangan memperlihatkan hijauan atau leguminosae segar, apalagi yang berusia muda di pagi hari. Berikan sarapan pada sapi rumput kering atau hijauan yang telah dilayukan. Beberapa penelitian menyebutkan, pelayuan selama 2 – 3 jam sudah cukup menurunkan kandungan air. Suatu kebiasaan yang baik apabila peternak memperlihatkan terlebih dahulu hijauan yang dipanen pada hari kemarin untuk diberikan pada pagi hari ini. Bila tidak tersedia hijauan kering, berikan konsentrat atau hijauan segar dalam kuantitas yang kecil dan perlahan-lahan.
2. Jangan lepaskan ternak di padang penggembalaan di pagi hari apalagi dalam keadaan perut kosong. Awali dengan rumput kering untuk meredakan nafsu makan atau tunggu ketika matahari mulai naik dan embun sudah menguap. Hal yang sama juga berlaku apabila rumput penggembalaan lembap oleh air hujan.
3. Observasi ternak di padang penggembalaan minimal 2 jam sehabis diumbar. Pada rentang waktu ini biasanya bloat terjadi. Bila terlihat ada gejala, jangan terburu-buru menariknya dari grazing area, seringkali bloat sanggup sembuh dengan sendirinya. Apabila tanda-tanda berlanjut, segera beri tindakan.
4. Pastikan perut ternak terisi rumput kering/hay/serat sebelum digembalakan pada awal ekspresi dominan hujan. Hal ini akan mengurangi asupan rumput segar sehingga memungkinkan rumen lebih gampang mengikuti keadaan dengan sajian gres yang segar perlahan-lahan.
5. Berikan hijauan dalam bentuk kasar. Jangan potong kecil-kecil hijauan. Semakin berangasan potongan hijauan (misalnya hijauan utuh) akan semakin lambat mikrobial rumen mencerna sehingga meminimalkan kemungkinan bloat.
6. Cara santunan hijauan (dan konsentrat) bertahap tapi dengan frekuensi yang sering ialah paling baik, sayangnya ini akan merepotkan peternak sendiri.
7. Beberapa ternak seringkali mengalami bloat berulang yang kronis. Mungkin disebabkan oleh faktor genetis. Bisa dipertimbangkan untuk di afkir saja.
8. Karena sebagian besar penyebab bloat ialah proses pencernaan oleh mikroorganisme, santunan probiotik terutama pada sapi muda sanggup membantu memperbaiki fungsi rumen.
Cara Pengobatan
1. Ganti sajian hijauan segar dengan daun kering/hay. Hal ini akan membantu pada bloat ringan. Membawa ternak berjalan-jalan juga sanggup membantu.
2. Bila masih berlanjut, berikan anti foam. Secara tradisional berupa minyak nabati atau lemak. Minyak bertugas sebagai pengurai buih, sanggup memakai minyak nabati atau minyak sayur atau minyak goreng pada takaran 150 – 300 ml segera sehabis bloat terdeteksi. Susu murni sebanyak 1 liter juga sanggup dijadikan alternatif untuk membuyarkan buih. Obat modern anti foam untuk mengobati timpani juga tersedia dalam banyak sekali merek, sanggup diperoleh di toko-toko obat hewan.
3. Dengan memakai selang (ukuran ¾” hingga 1” diameter) sepanjang 2 – 3 meter yang dilumuri dengan minyak, dimasukkan melalui verbal melalui esophageal (tenggorokan) hingga mencapai rumen untuk membantu mengeluarkan gas dari dalam rumen. Selang ini sering disebut selang esophagus/stomach tube. Cara ini terkadang berhasil namun cukup berbahaya lantaran sanggup menganggu pecahan dalam ternak. Sebaiknya mintakan saran pada dokter binatang atau latihlah dahulu sebelum bloat terjadi.
4. Apabila cara diatas tidak terlihat manjur dan kondisi ternak sudah tidak sanggup bangun sementara dokter binatang belum datang, anda harus melepaskan tekanan gas dengan paksa dengan cara melubangi dinding perut sapi. Bisa dengan memakai trokar (semacam penusuk, ibarat paku tapi lebih besar) yang ditusukkan pada perut kiri atas, di belakang tulang rusuk. Gas yang terjebak sanggup keluar melalui lubang tersebut. Apabila trokar tidak tersedia, sembarang alat yang tajam sepeti jarum suntik, jarum besar atau paku dan pisau sanggup juga dipakai untuk menciptakan lubang sedalam kira-kira 2.5cm. Setelah ditusukkan, pisau jangan dicabut, tapi diputar miring sehingga gas sanggup keluar. Namun demikian tindakan ini sebaiknya dipandang sebagai cara terakhir, lantaran bila salah sanggup merobek rumen. Apabila ini terjadi dokter harus melaksanakan jahitan dan memperlihatkan antibiotik untuk menghindari infeksi.
Beberapa resep tradisional lain untuk mengobati bloat :
Gejala Klinis Kembung
• perut pecahan kiri atas membesar dan cukup keras, bila ditepuk akan terasa ada udara dibaliknya, dan berbunyi ibarat tong kosong
• ternak merasa tidak nyaman, menghentakkan kaki atau berusaha mengais-ais perutnya
• ternak sulit bernafas atau bernafas melalui mulut
• sering berkemih/kencing dan mengejan
• hidung kering
• nafsu makan turun/tidak mau makan sama sekali
• pada masalah yang berat kesannya tidak sanggup bangun dan mati
Cara Pencegahan
1. Jangan memperlihatkan hijauan atau leguminosae segar, apalagi yang berusia muda di pagi hari. Berikan sarapan pada sapi rumput kering atau hijauan yang telah dilayukan. Beberapa penelitian menyebutkan, pelayuan selama 2 – 3 jam sudah cukup menurunkan kandungan air. Suatu kebiasaan yang baik apabila peternak memperlihatkan terlebih dahulu hijauan yang dipanen pada hari kemarin untuk diberikan pada pagi hari ini. Bila tidak tersedia hijauan kering, berikan konsentrat atau hijauan segar dalam kuantitas yang kecil dan perlahan-lahan.
2. Jangan lepaskan ternak di padang penggembalaan di pagi hari apalagi dalam keadaan perut kosong. Awali dengan rumput kering untuk meredakan nafsu makan atau tunggu ketika matahari mulai naik dan embun sudah menguap. Hal yang sama juga berlaku apabila rumput penggembalaan lembap oleh air hujan.
3. Observasi ternak di padang penggembalaan minimal 2 jam sehabis diumbar. Pada rentang waktu ini biasanya bloat terjadi. Bila terlihat ada gejala, jangan terburu-buru menariknya dari grazing area, seringkali bloat sanggup sembuh dengan sendirinya. Apabila tanda-tanda berlanjut, segera beri tindakan.
4. Pastikan perut ternak terisi rumput kering/hay/serat sebelum digembalakan pada awal ekspresi dominan hujan. Hal ini akan mengurangi asupan rumput segar sehingga memungkinkan rumen lebih gampang mengikuti keadaan dengan sajian gres yang segar perlahan-lahan.
5. Berikan hijauan dalam bentuk kasar. Jangan potong kecil-kecil hijauan. Semakin berangasan potongan hijauan (misalnya hijauan utuh) akan semakin lambat mikrobial rumen mencerna sehingga meminimalkan kemungkinan bloat.
6. Cara santunan hijauan (dan konsentrat) bertahap tapi dengan frekuensi yang sering ialah paling baik, sayangnya ini akan merepotkan peternak sendiri.
7. Beberapa ternak seringkali mengalami bloat berulang yang kronis. Mungkin disebabkan oleh faktor genetis. Bisa dipertimbangkan untuk di afkir saja.
8. Karena sebagian besar penyebab bloat ialah proses pencernaan oleh mikroorganisme, santunan probiotik terutama pada sapi muda sanggup membantu memperbaiki fungsi rumen.
Cara Pengobatan
1. Ganti sajian hijauan segar dengan daun kering/hay. Hal ini akan membantu pada bloat ringan. Membawa ternak berjalan-jalan juga sanggup membantu.
2. Bila masih berlanjut, berikan anti foam. Secara tradisional berupa minyak nabati atau lemak. Minyak bertugas sebagai pengurai buih, sanggup memakai minyak nabati atau minyak sayur atau minyak goreng pada takaran 150 – 300 ml segera sehabis bloat terdeteksi. Susu murni sebanyak 1 liter juga sanggup dijadikan alternatif untuk membuyarkan buih. Obat modern anti foam untuk mengobati timpani juga tersedia dalam banyak sekali merek, sanggup diperoleh di toko-toko obat hewan.
3. Dengan memakai selang (ukuran ¾” hingga 1” diameter) sepanjang 2 – 3 meter yang dilumuri dengan minyak, dimasukkan melalui verbal melalui esophageal (tenggorokan) hingga mencapai rumen untuk membantu mengeluarkan gas dari dalam rumen. Selang ini sering disebut selang esophagus/stomach tube. Cara ini terkadang berhasil namun cukup berbahaya lantaran sanggup menganggu pecahan dalam ternak. Sebaiknya mintakan saran pada dokter binatang atau latihlah dahulu sebelum bloat terjadi.
4. Apabila cara diatas tidak terlihat manjur dan kondisi ternak sudah tidak sanggup bangun sementara dokter binatang belum datang, anda harus melepaskan tekanan gas dengan paksa dengan cara melubangi dinding perut sapi. Bisa dengan memakai trokar (semacam penusuk, ibarat paku tapi lebih besar) yang ditusukkan pada perut kiri atas, di belakang tulang rusuk. Gas yang terjebak sanggup keluar melalui lubang tersebut. Apabila trokar tidak tersedia, sembarang alat yang tajam sepeti jarum suntik, jarum besar atau paku dan pisau sanggup juga dipakai untuk menciptakan lubang sedalam kira-kira 2.5cm. Setelah ditusukkan, pisau jangan dicabut, tapi diputar miring sehingga gas sanggup keluar. Namun demikian tindakan ini sebaiknya dipandang sebagai cara terakhir, lantaran bila salah sanggup merobek rumen. Apabila ini terjadi dokter harus melaksanakan jahitan dan memperlihatkan antibiotik untuk menghindari infeksi.
Beberapa resep tradisional lain untuk mengobati bloat :
a. Daun kentut atau sembukan 3 genggam dan bawang merah 20 buah. Parut halus daun kentut dan haluskan bawang merah. Campur kedua materi dan tambahkan garam. Campur air dalam botol dan minumkan. Dosis untuk satu ekor sapi dewasa.
b. Getah pepaya 2 sendok makan. Garam dapur 1 sendok makan. Campurkan secara merata dan tambah air dalam botol air mineral kemudian diminumkan. Dosis untuk satu ekor sapi pedet (Anonimus, 1994)
c. Campur 100 gr asam jawa dan 100 ml air putih, diremas-remas kemudian disaring dan 3 sendok makan garam yang diberikan secara terpisah. Cara santunan obat yakni ternak dalam posisi berdiri, kepala dikondisikan mendongak, verbal dibuka, kemudian dalam kondisi verbal menganga garam dilempar dengan sedikit sentakan dan usahakan mengenai faring semoga menimbulkan rasa geli sehingga memacu saraf ternak untuk batuk atau mendehem, kemudian gres larutan asam garam tersebut diminumkan sehingga sisa-sisa garam ikut tertelan. Larutan asam ini nantinya akan mengeluarkan lendir yang mengandung gas beracun dengan cepat. Sehingga, reaksi batuk ini akan memacu lendir keluar dan kesannya ternak sanggup bernafas kembali. Dosis pemberiannya sanggup bertahap, tergantung tingkat serangan, umur dan berat badan. Satu formulasi larutan 100 gr asam jawa ini untuk menyembuhkan stadium awal pada ternak dewasa. Kita ambil standar ternak arif balig cukup akal dalam arti satu kali melahirkan (ternak betina). Pemberian obat 3 kali sehari, 1 kali minum ialah 1 sendok teh garam atau 2 kali sehari, 2 kali minum- 1,5 sendok teh garam (Anonimusb, 2006).
Diolah dari banyak sekali sumber
EmoticonEmoticon