Tuesday, 5 June 2018

Bukan Sekedar Berguru Matkul Atau Matpel

Barusan ditelpon sama si abang kedua, yang sedang kuliah di luar kota. Setelah ngobrol-ngobrol ngalor bin ngidul (aka ngobrol banyak), karenanya obrolannya ke kiprah kuliah yang mengharuskan beliau wawancara dengan kepala desa. Sebenernya, kemarin sudah aku hubungkan dengan si pak Kades yang kebetulan yakni teman aku waktu di Sekolah Dasar. 

Nah, ternyata si abang kedua ini sudah janjian dengan si pak Kades tanggal 24 Maret kemarin. Unfortuntely, si abang pertama yang biasanya menjemput si abang kedua ke kos-an sedang ikut my hubby ke Jakarta. So, si abang kedua ga jadi dijemput dan diantar untuk wawancara. 

Nah, hari ini, si abang kedua minta aku telponkan si pak Kades lagi. 
Yuppss, bukan duduk kasus mau atau tidak, tapi si abang kedua harus berguru bernego sendiri. Karena itu yakni bekal hidup yang harus beliau punya ketika menjalani kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dia juga harus berguru bagaimana membikin komitmen dan sopan santun serta apa yang harus dipenuhi ketika menciptakan komitmen dengan orang lain, baik ketika telat untuk memenuhi maupun ketika penghapusan janji, dan bagaimana menciptakan komitmen ulang (reschedule). 

So, semua kukembalikan pada dia. 
Yaaa... walaupun beliau sempat bilang minta tolong aku yang telpon ke si paj Kades, dengan dalih secara sesama teman akan lebih gampang nego waktu dan ketemuannya. Hehehe.... 
Tapiiii... Sekali lagi, beliau harus belajar,  

Termasuk ketika beliau mengeluhkan teman satu kelompoknya yang menciptakan beliau harus dalam dilema. It's okay. Dia sudah mahasiswa dan tugasnya bukan hanya sekedar berguru mata kuliah di kampus, tapi juga mata kuliah dalam kehidupan. Itu pula salah satu alasan yang mendasari aku tetapkan untuk kasih izin beliau untuk kuliah dan kos di luar kota. Dan tidak aku taruh di keluarga kerabat. Yak, agar beliau berguru dalam kemandirian. Bukan sakedap-sakedap menerima akomodasi alasannya kasihan. 

Daaaan, berguru hidup, tidak hanya disampaikan kepada si abang kedua. Tapi juga kepada si abang pertama, ketiga, keempat, dan kelima. Tentunya kadar pembelajarannya berbeda-beda, sesuai dengan usianya. 

Kalau si bungsuuu, si baby Al masih jadi raja inniiih ....dan beliau pun harus mulai berguru bagaimana membangun persaudaraan dan persahabatan dengan si kakak-kakak yang sudah pada gedhe-gedhe.....


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)