Thursday 5 July 2018

Hijauan Azolla Microphylla, Pakan Ternak Dan Ikan Yang Menjanjikan

Budidaya Azolla Microphylla Sebagai Hijauan Pakan Ternak Alternatif.

Sebagai pakan ternak, kandungan gizi azolla cukup menjanjikan dalam arti memenuhi standar Hijauan Makanan Ternak (HMT). Pemberian perhiasan pakan azolla ini bisa dalam bentuk segar dan bisa dicampurkan untuk comboran sapi atau eksklusif diberikan begitu saja sebagai hijauan segar.

Azolla Microphylla
Azolla bisa dibentuk pelet untuk disimpan dan digunakan ketika diperlukan contohnya ketika animo kemarau dimana stock atau kondisi rumput menguning dan susah dicari. Pembuatan pelet azolla sebaiknya ketika animo penghujan alasannya ialah azolla tumbuh sangat baik ketika animo penghujan sehingga stock berlimpah.

Kandungan nutrisi pada tumbuhan Azolla microphylla:
  • protein  31,25%
  • lemak 7,5%
  • karbohidrat 6,5%
  • gula terlarut 3,5% 
  • serat bernafsu 13%.
Azolla merupakan genus dari paku air mengapung suku Azollaceae. Terdapat tujuh spesies yang termasuk dalam genus ini, salah satu spesiensya ialah Azolla mirophylla. Azolla dikenal bisa bersimbiosis dengan alga biru-hijau Anabaena azollae dan mengikat nitrogen eksklusif dari udara. 

Potensi ini menciptakan Azolla baik digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk hijau untuk tanaman. Pada kondisi optimal Azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari. Nilai nutrisi Azolla mengandung kadar protein yang tinggi antara 24-30%. Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Arifin, 1996) dalam Akrimin 2002.

Meski sudah terkenal semenjak awal tahun 1990-an, ternyata belum banyak petani membudidayakan dan memanfaatkan tumbuhan azolla (Azolla microphylla) untuk perjuangan taninya. Padahal manfaat tumbuhan air yang satu cukup banyak. Selain bisa untuk pupuk dan media tumbuhan hias, azolla juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pakan ikan

Di Bali, azolla biasa dan sering dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam ikan. Karena dianggap gulma, para petani lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan dibuang begitu saja. Padahal, bila dimanfaatkan sebagai pupuk tumbuhan padi di sawah, azolla ini bisa menekan penggunaan pupuk urea hingga 65 Kg/ha. 

Budidaya Azolla microphylla 

Media sanggup memakai kolam plastik, kolam, terpal, dan daerah lain yang tidak ada ikan  berukuran besar, jikalau ada ikan kecil (guppy,cere) tidak begitu bermasalah, justru bermanfaat supaya tidak menjadi perkembang biakan jentik nyamuk. Lakukan penyemprotan stok setiap tiga bulan sekali memakai pupuk ( 1 sendok makan SP-36 per 1 liter air). Sebaiknya Sp-36 ditumbuk halus supaya gampang larut dalam air. indukan ini digunakan untuk bibit yang akan ditanam di lahan yang lebih besar. Bisa juga dilakukan dengan kurasan air kolam ikan yang tercampur kotoran ikan.

Taburkan pupuk kandang(kotoran kambing, kotoran ayam, atau yang lainnya) kedalam kolam, baik memakai kolam terpal ataupun kolam tanah, langkah selanjutnya , isi kolam dengan air minimal 5 cm (dari permukaan media pupuk) maksimal 20 cm, jangan terlalu tinggi air dalam kolam akan lebih baik jikalau akar azolla sanggup menjangkau media. dan yang tak kalah penting ialah sinar mataharisemakin usang mendapat sinar matahari semakin baik
  (untuk mendapat bibit azolla silahkan browsing via mbah google ya, ada yang jual online, jangan kuatir).

Manfaat Lain dari Azolla


Pengganti Pupuk Kimia

Pemanfaatan azolla sebagai pupuk ini memang memungkinkan. Pasalnya, bila dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos (azolla kering) mengandung unsur Nitrogen (N) 3 - 5%, Phosphor (P) 0,5 - 0,9% dan Kalium (K) 2 - 4,5K. Sedangkan hara mikronya berupa Calsium (Ca) 0,4 - 1%, Magnesium (Mg) 0,5 - 0,6%, Ferum (Fe) 0,06 - 0,26% dan Mangaan (Mn) 0,11 - 0,16%. Berdasarkan komposisi kimia tersebut, bila digunakan untuk pupuk mempertahankan kesuburan tanah, setiap hektar areal memerlukan azolla sejumlah 20 ton dalam bentuk segar, atau 6-7 ton berupa kompos (kadar air 15 persen) atau sekitar 1 ton dalam keadaan kering. Bila azolla diberikan secara rutin setiap animo tanam, maka suatu ketika tanah itu tidak memerlukan pupuk buatan lagi.

Untuk menciptakan kompos azolla, caranya cukup mudah. Buat saja lubang ukuran (P x L x D) 3 x 2 x 2 meter. Kemudian azolla segar dimasukkan ke dalam lubang. Seminggu kemudian azolla dibongkar. Untuk mengurangi kadar air menjadi 15 persen, azolla yang sudah terfermentasi tersebut lantas dijemur. Setelah agak kering, gres dikemas dalam kantong plastik atau eksklusif digunakan sebagai media tanam.

Pakan Unggas dan ikan

Azolla juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, khususnya itik dan bermacam-macam jenis ikan omnivora dan herbivora. Bila digunakan untuk pakan itik, penggunaan azolla segar yang masih muda (umur 2 - 3 minggu) dicampur dengan ransum pakan itik. Berdasarkan hasil penelitian, gabungan azolla 15 persen ke dalam ransum ini bisa menekan 15 persen biaya pembelian pakan itik. Tentu saja hal ini cukup menguntungkan peternak alasannya ialah bisa mengurangi biaya pembelian pakan itik.

Berdasarkan kajian di lapangan, dalam keadaan segar azolla bisa diberikan untuk pakan ikan gurami, tawes, nila dan karper. Dengan proteksi pakan berupa azolla, terbukti ikan tetap bisa tumbuh pesat. Tak kalah dengan ikan lainnya yang diberi pakan buatan berupa pelet.Di ketika harga pupuk, pakan ternak dan pakan ikan mahal mirip ketika ini, tak ada salah bila azolla ini menjadi salah satu alternatif pilihan perjuangan yang secara finansial cukup menguntungkan. Kata yang paling sempurna ialah perjuangan budidaya Azolla baik untuk dibisniskan.

Suatu penelitian internasional di mana Indonesia (Batan) ikut terlibat, menghasilkan temuan bahwa Azolla yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae sanggup memfiksasi N2-udara sebanyak 70 – 90%. N2 yang ‘ditambang’ oleh Anabaena dan terakumulasi dalam sel daun Azolla ini yang digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah. Laju pertumbuhan Azolla dalam sehari 0,355 – 0,390 gram (di laboratorium) dan 0,144 – 0,860 gram per hari (di lapang). Pada umumnya biomassa Azolla maksimum tercapai sehabis 14 –28 hari sehabis inokulasi. Dari hasil penelitian Batan diketahui bahwa dengan menginokulasikan 200 g Azolla segar per m2 maka sehabis 3 minggu, Azolla akan menutupi seluruh permukaan lahan daerah Azolla ditumbuhkan. Dalam kondisi tersebut, sanggup dihasilkan 30 – 45 kg N/ha yang setara dengan 100 kg urea, yang notabene ialah pupuk kimia !! Lapisan Azolla di atas permukaan lahan sawah sanggup menghemat penggunaan urea sebesar 50 kg urea/ha, kadangkala bila animo sangat baik Azolla sanggup menghemat hingga dengan 100 kg urea/ha. Azolla tumbuh dan berkembang lebih baik pada animo penghujan daripada animo kemarau.

Berita wacana Azolla yang diambil dari http://nationalgeographic.co.id:
Pebudidaya Azolla lainnya, Abdul Ghofoer asal Pati, Jawa Tengah juga mulai membudidayakan tumbuhan paku semenjak 2012, sebagai alternatif pakan bagi lele yang ia budidayakan. Ia hanya membeli satu kantung pupuk dan membudidayakan sendiri di kolam.

Saat ini, ia bisa menghasilkan 10 kg Azolla per hari. Harga untuk satu kantung Azolla seberat 400 gram ia jual Rp 25.000. Abdul sanggup mengantongi omzet sekitar Rp 3 juta.
Sebagai habitat orisinil tumbuhan rawa atau sawah, budidaya Azolla Microphylla tidak sulit. Kunci utama membuatkan tumbuhan ini ialah menciptakan media tanam mirip habitat aslinya.
Abdul Ghofoer bilang, tumbuhan ini bisa dikembangkan di kolam terpal yang diberi lumpur ataupun kolam tanah.

Untuk menghasilkan Azolla yang maksimal, baiknya tanah yang akan dimasukkan dalam kolam dicampur dengan pupuk sangkar kering. Komposisi campurannya, 70% tanah dan 30% pupuk kandang.
Selanjutnya, gabungan tanah dan pupuk sangkar dimasukkan ke dalam  kolam secara merata dengan ketebalan sekitar 5 centimeter (cm). Setelah itu isi kolam dengan air secukupnya. Setelah kolam siap gres dilakukan penebaran bibit.

Untuk kolam berukuran 2 x 3 meter, bisa diisi bibit sebanyak 1 kilogram. Biasanya bibit ini bersifat basah, sehingga harus segera ditebar.  Supaya Azolla bisa tumbuh maksimal, perhatikan ketinggian air di dalam kolam. Ketinggian air di dalam kolam cukup antara 10 cm - 15 cm dari lumpur.
Semakin akrab jarak air dengan lumpur akan semakin baik alasannya ialah akan mempercepat perkembangan tanaman. Yang harus diperhatikan juga ialah posisi kolam. Sebaiknya jangan tempatkan kolam di bawah sinar matahari eksklusif alasannya ialah akan merusak warna daun. "Nanti warnanya bisa kecoklatan, sebaiknya diberi paranet saja," katanya.

Namun demikian, kolam juga tidak bisa dibentuk di ruang tertutup alasannya ialah azolla membutuhkan nitrogen dan berfotosintesis. Abdul Ghofoer menjelaskan, tumbuhan ini sanggup dipanen bila sudah memenuhi seluruh kolam dengan membentuk tiga lapis tanaman.

Setiap hari tumbuhan ini sanggup tumbuh 30% dari jumlah bibit yang disebar. Sehingga dalam waktu lima hingga tujuh hari Azolla sudah sanggup dipanen.

Untuk memanen tumbuhan ini baiknya dalam satu kolam diambil secukupnya. Biasanya Abdul mengambil sekitar 50% saja.

Tujuannya, supaya petani tidak perlu membeli bibit gres dan tumbuhan sanggup terus berkembang. Untuk pemeliharaan, sanggup menambahkan pupuk sangkar kering bila pertumbuhan Azolla sudah kurang maksimal dan lambat. "Sampai ketika ini, saya tidak pernah mengganti air, hanya menambahkan pupuk saja," terang Abdul.


EmoticonEmoticon