Wednesday 4 July 2018

Cara Menghitung Analisa Perjuangan Sapi Potong (Kereman/Penggemukan)

Tags

Contoh Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong Secara Sederhana, Ini Caranya!


Contoh analisis ini  didasarkan pada harga-harga ketika goresan pena ini dibuat pertama kali (asumsi-asumsi yang juga akan ditampilkan di bawah) sehingga untuk keakuratannya kita perlu memasukkan angka-angka terbaru atau harga-harga terbaru baik dari harga ternaknya, biaya pakan (harga materi pakan) dan biaya tenaga kerja terbaru. Kaprikornus tinggal memasukkan angka/harga terbaru pada item-item yang ada pada pola analisis perjuangan penggemukan sapi potong tersebut semoga kita sanggup mendapat citra yang lebih terang prospek dari bisnis ini.

Sebelum memulai perjuangan penggemukan sapi potong, ada baiknya kita melaksanakan beberapa tips dibawah ini sebagai materi pertimbangan.

Cari warta awal sebelum beternak
Sebaiknya calon peternak mempunyai pengetahuan mengenai teknik memelihara sapi. Pengetahuan akan pasar juga penting semoga peternak tidak tertipu dalam memasarkan sapi yang berhasil digemuk-kan. Informasi ini sanggup diperoleh dari buku maupun artikel-artikel di majalah dan internet. Berkonsultasi dengan jago peternakan juga menjadi alternatif yang baik untuk menggali informasi. Selain itu, ketika ini juga banyak seminar maupun pembinaan yang berkaitan dengan teknis beternak.

Mau memulai dari skala kecil
Tidak ada perjuangan yang eksklusif besar ketika gres dimulai. Setiap perjuangan dirintis dari skala kecil yang kemudian menjadi besar dengan ketekunan dan kerja keras. Modal yang besar di awal perjuangan bukanlah jaminan suatu perjuangan akan sukses. Usaha penggemukan sapi potong sendiri sanggup dimulai dari kecil dengan jumlah sapi 2-4 ekor.

Memulai pada waktu yang tepat
Saat yang baik untuk membeli sapi bakalan yaitu menjelang hari raya Idul Fitri. Pada ketika itu banyak peternak menjual sapi mereka untuk biaya merayakan Lebaran. Sapi pun sanggup didapat dengan harga yang lebih murah. Sekitar 4 bulan kemudian ketika hari raya Idul Adha tiba, sapi yang telah sampaumur sanggup dijual kembali dengan harga berlipat. Namun, bahwasanya untuk penggemukan sapi sanggup dimulai kapan saja alasannya yaitu masyarakat akan selalu membutuhkan daging sapi.

Mengembangkan perjuangan dari keuntungan
Sisihkan sebagian laba yang didapat untuk membeli sapi tambahan. Jika perlu, gunakan seluruh laba yang didapat. Saat populasi sapi yang dimiliki sudah cukup besar, peternak sanggup menikmati laba yang diperolehnya. Meski memang dalam berbisnis, mental perlu dipersiapkan untuk menghadapi adanya kerugian. Terlebih lagi dalam perjuangan budidaya sapi, sapi sanggup saja mati alasannya yaitu stres maupun penyakit.

Mencatat setiap kegiatan
Pencatatan yang dilakukan mencakup semua acara di peternakan, ibarat jumlah pakan sapi dan peningkatan bobot dari bulan ke bulan. Pertambahan populasi, penjualan sapi, jumlah sapi yang sakit maupun mati, serta obat dan pelengkap yang diberikan juga perlu dicatat. Ini penting untuk mengetahui track record kesehatan ternak terutama ketika terjadi serangan penyakit. Selain itu, pencatatan keuangan juga penting dilakukan semoga besarnya modal dan laba sanggup diketahui secara pasti. Dengan demikian, sanggup diketahui dengan terang berapa dana yang harus dialokasikan untuk periode berikutnya.

Bergabung dengan kelompok ternak sapi
Kelompok ternak dibuat oleh peternak-peternak dengan bidang perjuangan sama. Dengan bergabung dalam kelompok ini, peternak sanggup memperoleh banyak manfaat, ibarat fasilitas mendapat modal berbunga rendah, memperoleh kredit dari bank, serta sarana membuatkan pengetahuan dan pengalaman.

Jangan ragu memulai pembibitan
Banyak peternak yang enggan memulai perjuangan pembibitan sapi. Padahal seruan yang tinggi akan sapi bakalan sampai ketika ini belum sanggup dipenuhi seluruhnya oleh perjuangan pembibitan sapi potong dalam negeri. Hal ini tercermin pada impor sapi bakalan yang semakin besar, serta harga sapi bakalan di dalam negeri yang semakin tinggi. Untuk itu, jangan ragu memulai perjuangan pembibitan sapi potong alasannya yaitu peluangnya juga sangat besar.

Untuk menunjukkan citra bagi calon peternak mengenai perjuangan penggemukan sapi potong, berikut kami tampilkan pola analisis usahanya. 
 
Asumsi yang dipakai dalam analisis ini antara lain:
  • Lahan yang dipakai merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya
  • Sapi bakalan yang dipelihara: 10 ekor sapi PO
  • Harga sapi bakalan: Rp 8.000.000,-/ekor
  • Bobot tubuh awal sapi bakalan: 250 kg/ekor
  • Sapi dipelihara selama 4 bulan dengan pertambahan bobot tubuh (PBB) sekitar 0,8 kg/ekor/hari, sehingga:
PBB selama 4 bulan = 0,8 kg x 120 hari
= 96 kg/ekor
Bobot simpulan sapi = 250 kg + 96 kg
= 346 kg
Bobot seluruh sapi = 346 kg x 10 ekor
= 3.460 kg
Hasil penjualan sapi = 3.460 kg x Rp. 40.000/kg bobot hidup sapi
= Rp. 138.400.000
  • Luas kandang: 45 m2
  • Biaya pembuatan kandang: Rp 400.000/m2
  • Penyusutan sangkar 20% per tahun (dengan demikian penyusutan untuk satu periode ± 7%)
  • Gaji tenaga kerja (2 orang): Rp 500.000,-/bulan
  • Biaya listrik: Rp. 180.000
  • Biaya air: Rp. 225.000
  • Biaya peralatan: Rp 500.000,-/tahun, sehingga untuk satu periode Rp 170.000
  • Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 5.000 kg dengan harga Rp 300,-/kg
  • Biaya pakan untuk satu periode:
  • Hijauan : 40 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 100
  • Konsentrat : 3 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 1.500
  • Suplemen pakan : 3 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 200
  • Biaya vitamin B kompleks (1 kali sumbangan selama periode pemeliharaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh): Rp. 13.000 untuk 10 ekor sapi
  • Biaya obat cacing (1 kali sumbangan selama periode pemeliharaan sebagai upaya mencegah cacingan): Rp. 50.000 untuk 10 ekor sapi
Contoh Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong Secara Sederhana Cara Menghitung Analisa Usaha Sapi Potong (Kereman/Penggemukan)

Dari hasil uraian perhitungan di atas, diperoleh nilai rasio pendapatan : biaya = 1,22. Ini artinya dalam satu periode penggemukan, dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 122. Selain itu, dari perhitungan di atas juga sanggup diketahui nilai titik impas (Break Even Point/BEP) nya, yaitu:
1) BEP harga = total biaya : berat sapi total
= Rp. 114.898.000 : 3.460 kg
= Rp. 33.208/kg
2) BEP produksi = total biaya : harga jual sapi (per kg)
= Rp. 114.898.000 : Rp. 40.000
= 2.873 kg
Dari nilai BEP sanggup disimpulkan bahwa perjuangan penggemukan sapi ini akan mencapai titik impas kalau 10 ekor sapi mencapai bobot tubuh 2.873 kg atau harga jual Rp 33.208/kg.
(http://info.medion.co.id)

Istilah dan Perhitungan Profitabilitas
Perhitungan profitabilitas dengan mengunakan rumus (Munawir, 2004) :

Gross Profit Margin (GPM)
GPM = (Laba Kotor : Penjualan Bersih) x 100 %

Net Profit Margin
NPM = (Laba Bersih : Penjualan Bersih) x 100 %

Total Assets Turnover (TAT)
TAT = (Penjualan : Total Modal) x 100 %

Return on Investment (ROI)
ROI = (Laba Bersih : Total Modal) x 100 %

Return on Equity (ROE)
ROE = (Laba Bersih : Total Ekuitas) x 100 %


EmoticonEmoticon