Apa Yang Dimaksud Analisis Proksimat?
Selama ini kita sering mendengar atau membaca kandungan nutrisi suatu materi pakan ternak yang ditampilkan dalam bentuk prosentase Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Lemak Kasar (LK) dan Serat Kasar (SK). Sebenarnya apa yang dimaksud dengan protein kasar, lemak garang dan lain-lainnya itu dan bagaimana cara memperoleh kandungan atau prosentasenya?
Zat-zat mineral sebagai suatu golongan dalam materi pakan atau jaringan binatang ditentukan dengan memperabukan zat organik, dan kemudian menimbang sisanya yang disebut abu. Penentuan demikian menjelaskan mengenai zat khusus yang terdapat pada materi pakan, dan abunya sanggup mengandung karbon yang berasal dari zat organik sebagai karbonat kalau terdapat terlalu banyak zat mineral pembentuk bara. Abu hasil pembakaran sanggup dipakai sebagai titik tolak untuk determinasi prosentase zat tertentu yang terdapat dalam materi pakan.
Untuk mengetahui berapa jumlah zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh badan serta bagaimana menyusun ransum, dibutuhkan pengetahuan mengenai kualitas dan kuantitas zat-zat gizi tersebut (Tillman, 1991). Menurut porsinya, masing-masing zat gizi tersebut sanggup diketahui melalui suatu analisis proximat (Anggorodi, 1994).
Analisis proximat menyangkut analisis kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak garang serta serat kasar. Untuk memperoleh hasil analisis yang benar maka haruslah kita mengetahui cara-cara pokok dalam laboratorium, mencakup alat-alat yang digunakan, cara penggunaan, materi kimia serta bahannya (Askar dan Lubis, 1985). Kandungan gizi dalam suatu materi pakan akan membantu persiapan dan pengelolaan ternak terutama dalam meramu pakan yang dibutuhkan oleh ternak sesuai dengan tingkatan ternak (Kartadisastra, 1997).
Analisis proximat menyangkut analisis kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak garang serta serat kasar. Untuk memperoleh hasil analisis yang benar maka haruslah kita mengetahui cara-cara pokok dalam laboratorium, mencakup alat-alat yang digunakan, cara penggunaan, materi kimia serta bahannya (Askar dan Lubis, 1985). Kandungan gizi dalam suatu materi pakan akan membantu persiapan dan pengelolaan ternak terutama dalam meramu pakan yang dibutuhkan oleh ternak sesuai dengan tingkatan ternak (Kartadisastra, 1997).
Analisa Kadar Air.
Menurut Anggorodi (1994), banyaknya air yang terkandung dalam materi pakan diketahui kalau materi pakan tersebut dipanaskan atau dikeringkan pada suhu 105°C. Oleh alasannya itu terjadi penguapan air maka ukuran berat dari materi makanan tersebut menjadi berkurang. Bahan pakan dipanaskan sampai ukuran beratnya tetap. Ukuran berat sebelum dipanaskan dikurangi sesudahnya yaitu ukuran berat air.
Menurut Anggorodi (1994), banyaknya air yang terkandung dalam materi pakan diketahui kalau materi pakan tersebut dipanaskan atau dikeringkan pada suhu 105°C. Oleh alasannya itu terjadi penguapan air maka ukuran berat dari materi makanan tersebut menjadi berkurang. Bahan pakan dipanaskan sampai ukuran beratnya tetap. Ukuran berat sebelum dipanaskan dikurangi sesudahnya yaitu ukuran berat air.
Analisa Kadar Abu
Menurut Anggorodi (1994), zat-zat mineral sebagai suatu golongan dalam materi pakan atau jaringan binatang ditentukan dengan memperabukan zat organik, dan kemudian menimbang sisanya yang disebut abu. Penentuan demikian menjelaskan mengenai zat khusus yang terdapat pada materi pakan, dan abunya sanggup mengandung karbon yang berasal dari zat organik sebagai karbonat kalau terdapat terlalu banyak zat mineral pembentuk bara. Abu hasil pembakaran sanggup dipakai sebagai titik tolak untuk determinasi prosentase zat tertentu yang terdapat dalam materi pakan.
Menurut Anggorodi (1994), zat-zat mineral sebagai suatu golongan dalam materi pakan atau jaringan binatang ditentukan dengan memperabukan zat organik, dan kemudian menimbang sisanya yang disebut abu. Penentuan demikian menjelaskan mengenai zat khusus yang terdapat pada materi pakan, dan abunya sanggup mengandung karbon yang berasal dari zat organik sebagai karbonat kalau terdapat terlalu banyak zat mineral pembentuk bara. Abu hasil pembakaran sanggup dipakai sebagai titik tolak untuk determinasi prosentase zat tertentu yang terdapat dalam materi pakan.
Analisa Protein Kasar (PK)
Protein merupakan zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, belerang serta fosfor. Zat tersebut merupakan zat pakan utama, yang mengandung nitrogen, protein yaitu essensial bagi kehidupan alasannya zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup (Anggorodi,1994). Protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pengganti sel yang rusak.
Protein merupakan zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, belerang serta fosfor. Zat tersebut merupakan zat pakan utama, yang mengandung nitrogen, protein yaitu essensial bagi kehidupan alasannya zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup (Anggorodi,1994). Protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pengganti sel yang rusak.
Analisa Lemak Kasar (LK)
Lemak merupakan sekelompok zat yang tidak larut air tetapi larut dalam eter, kloroform, dan benzena. Ditinjau dari sudut jumlahnya maka lemak merupakan bab yang penting dari golongan zat dalam badan binatang dan pakan, dimana lemak mengandung hydrogen dan karbon serta oksigen juga asam stearat (C57H110O6) (Anggorodi,1994). Menurut Rahardjo, dkk (2004), lemak garang merupakan adonan beberapa senyawa (lemak, minyak, lilin, asam organik, pigmen sterol, vitamin ADEK yang larut dalam pelarut lemak (ether, petroleum ether, pethroleum benzen, dan lainnya).
Analisa Serat Kasar (SK)
Menurut Tillman (1991), serat garang merupakan salah satu nutrien yang terdiri dari selulosa, hemi selulosa agnin dan glirisida. Yang lain berfungsi sebagai pelindung dan bangunan tumbuh-tumbuhan. Menurut Anggorodi (1994), serat garang merupakan yang tidak sanggup larut dalam H2SO40,3 N dan didalam NaOH 1,5 N yang berturut-turut dimasak selama 30 menit.
EmoticonEmoticon