Salah satu abjad penting yang harus ditanamkan pada anak yaitu kemandirian. Dengan menjadi anak yang mandiri, anak tidak akan terus bergantung pada orang lain, mempunyai inisiatif dan kreatif. Bekal yang baik untuk dibawa pada masa dewasa.
Sayangnya, membentuk abjad berdikari pada anak tidaklah mudah. Salah satu faktor yang menjadi penyebab gagalnya mendidik anak menjadi berdikari yaitu lantaran kurangnya kolaborasi antara orang tua. Loh, kok bisa? Iya, terkadang kau dan suami tidak sanggup membagi ketegasan yang sama terhadap anak.
Memang dalam berumah tangga sudah lumrah jikalau ada perbedaan sikap. Misalnya, suamimu berusaha bersikap tegas, tetapi kau justru memanjakannya. Nah, hal ini sanggup menjadikan anak menjadi gagal mandiri. Sebaliknya, ia akan bergantung pada salah satu orang renta dan bahkan akan menjadi pilih kasih antara ayah atau ibu.
Selain bekerja sama, berikut yaitu tips sederhana lainnya untuk mendidik anak biar tidak terus bergantung pada orang tua.
Sebagai anak usia sekolah, salah satu tanggung jawab yang harus ia lakukan yaitu menyiapkan aktivitas pelajaran harian. Hal ini sangat umum dan sederhana. Sayangnya, masih banyak orang renta tidak membiarkan anak melaksanakan hal sesederhana ini. Alasannya yaitu lantaran kasihan kepada anak yang sudah sekolah seharian.
Padahal, menyiapkan aktivitas pelajaran itu merupakan pekerjaan yang sangat ringan loh... Bahkan menyiapkan aktivitas pelajaran sendiri sanggup menekan kemungkinan lupa mengerjakan PR pada anak. Walaupun begitu, kau harus tetap mengawasinya loh ya. Jangan hingga anak salah aktivitas atau ada buku yang tertinggal.
Pada hari minggu, biasanya anggota keluarga akan berkumpul di rumah. Selama berada di rumah, mungkin anak akan sibuk bermain seharian hingga mainannya berantakan. Jika hal semacam ini terjadi, jangan buru-buru kesal. Lebih baik tunggu anak akhir bermain dan ajak ia membersihkan mainan bersama-sama.
Mengajak dan menyuruh itu beda loh ya bund. Dengan mengajak berarti juga ikut membantu. Dengan begini anak tidak akan merasa disuruh-suruh. Jangan lupa beri apresiasi saat pekerjaan selesai. Bisa dalam bentuk lisan maupun non verbal, yaitu membuatkannya makanan ringan manis atau semacamnya.
Misi harian yaitu semacam check list mengenai kegiatan yang harus ia lakukan setiap hari. Check list ini berbeda dengan aktivitas loh ya bund. Check list hanya berisi 1-3 misi ringan yang sanggup ia lakukan setiap hari. Misalnya memastikan semua pintu dan jendela rumah sudah terkunci, melipat selimut sendiri, menyebarkan kopi untuk ayah, dan lainnya. Pastikan tugasnya ringan dan sesuai dengan usianya. Jangan lupa berikan apresiasi saat ia sanggup menuntaskan misinya.
Hal paling umum yang terjadi pada orang renta saat anaknya menginginkan sesuatu yaitu memberikannya secara cuma-cuma. Hal itu salah! Sebaliknya, ajarkan biar ia mau berusaha.
Misalnya, saat anak meminta sepatu baru. Katakan padanya bahwa ia akan mempunyai sepatu gres dengan beberapa persyaratan yaitu sanggup menuntaskan misi hariannya selama seminggu penuh. Tapi, untuk kebutuhan primer berupa kebutuhan sekolah atau kebutuhan mendesak, kau sanggup pribadi membelikannya.
Banyak orang renta yang lupa mengajarkan anak untuk menabung. Padahal kebiasaan menabung bukan sekedar mengumpulkan uang. Membiasakan anak untuk menabung sama dengan menyiapkan anak untuk menjadi mandiri.
Sebagai orang tua, sejatinya harus menyadari bahwa uang bukan hal yang gampang untuk dicari. Padahal kebutuhan primer, sekunder, dan tersiar tidak akan pernah sanggup dihentikan. Karena itu, ajarkan anak untuk menabung sehingga saat sewaktu-waktu ia memerlukan sesuatu, ia sanggup membelinya sendiri dengan hasil menabung.
Kebanyakan orang renta suka khawatir saat anak bermain di luar, hal semacam ini memang lumrah sih.. Takut anak jatuh, terluka, atau sakit. Tenang, tidak perlu berlebihan. Justru dengan bermain di luar, anak akan lebih pandai dalam bersosialisasi. Daripada khawatir yang berlebihan, apa lagi hingga melarang anak melaksanakan ini itu, lebih baik ajarkan anak untuk mempelajari alasannya dan akibat.
Misalnya, anak bermain larian-larian hingga jatuh dan terluka. Jangan buru-buru menyalahkannya bund. Tapi, tanyakan padanya kenapa ia sanggup terluka. Dengan berdiskusi mengenai alasannya dan akibat, secara tidak pribadi anak akan berguru mengenai apa yang sanggup ia lakukan dan sebaliknya.
Misalnya saat akan naik kelas, niscaya anak akan membutuhkan banyak perlengkapan baru. Nah, kau sanggup memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajarkan anak memenuhi kebutuhannya sendiri. Caranya yaitu dengan membiarkannya berbelanja sendiri. Loh, emang bisa? Begini caranya.
Untuk anak yang belum mengerti duduk perkara budget, sesekali sanggup mengajaknya ke toko ATK (Alat Tulis Kantor) dan menanyakan apa saja yang akan ia beli. Kamu jangan mengambil barang yang tidak ia sebutkan. Hal ini sanggup melatih inisiatif pada anak.
Kalau ternyata ada perlengkapan yang penting yang belum disebutkan, kau sanggup berinisiatif menanyakannya. Misalnya dengan menanyakan, “Adek, perlu buku gambar juga gak?”. Baru sehabis ia bilang iya, boleh untuk ambil juga buku yang itu.
Sedangkan untuk anak yang sudah mengerti soal budget, tentunya sanggup memakai cara lain. Jadi, pertama ajak anak ke toko ATK. Utamakan untuk ke toko besar yang mana anak sanggup berkeliling dan berbelanja sendiri. Berikan kartu E-Money kepada anak dan katakan nominal di dalamnya. Baru sehabis itu, biarkan anak berkeliling menentukan dan mengambil barang yang diperlukannya. Dalam hal ini kau hanya bertugas sebagai pengawas ya.
Itu tadi 7 cara sederhana mendidik anak biar tidak tergantung dengan orang tua. Dari semua hal di atas, yang terpenting yaitu selalu berikan apresiasi. Apresiasi tidak harus dalam bentuk barang kok bund. Ucapan terima kasih pun sanggup dijadikan tanda apresiasi. Selain itu, sekali lagi, kolaborasi antara ayah dan ibu akan sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Sayangnya, membentuk abjad berdikari pada anak tidaklah mudah. Salah satu faktor yang menjadi penyebab gagalnya mendidik anak menjadi berdikari yaitu lantaran kurangnya kolaborasi antara orang tua. Loh, kok bisa? Iya, terkadang kau dan suami tidak sanggup membagi ketegasan yang sama terhadap anak.
Memang dalam berumah tangga sudah lumrah jikalau ada perbedaan sikap. Misalnya, suamimu berusaha bersikap tegas, tetapi kau justru memanjakannya. Nah, hal ini sanggup menjadikan anak menjadi gagal mandiri. Sebaliknya, ia akan bergantung pada salah satu orang renta dan bahkan akan menjadi pilih kasih antara ayah atau ibu.
Selain bekerja sama, berikut yaitu tips sederhana lainnya untuk mendidik anak biar tidak terus bergantung pada orang tua.
1. Ajarkan tanggung jawab mulai dari mengerjakan pekerjaan ringan
Padahal, menyiapkan aktivitas pelajaran itu merupakan pekerjaan yang sangat ringan loh... Bahkan menyiapkan aktivitas pelajaran sendiri sanggup menekan kemungkinan lupa mengerjakan PR pada anak. Walaupun begitu, kau harus tetap mengawasinya loh ya. Jangan hingga anak salah aktivitas atau ada buku yang tertinggal.
2. Rumah berantakan? jangan mau bersusah payah membersihkannya sendirian
Mengajak dan menyuruh itu beda loh ya bund. Dengan mengajak berarti juga ikut membantu. Dengan begini anak tidak akan merasa disuruh-suruh. Jangan lupa beri apresiasi saat pekerjaan selesai. Bisa dalam bentuk lisan maupun non verbal, yaitu membuatkannya makanan ringan manis atau semacamnya.
3. Sediakan papan tulis untuk menulis misi harian!
4. Ketika ingin mendapat sesuatu, biasakan biar anak mempunyai usaha
Misalnya, saat anak meminta sepatu baru. Katakan padanya bahwa ia akan mempunyai sepatu gres dengan beberapa persyaratan yaitu sanggup menuntaskan misi hariannya selama seminggu penuh. Tapi, untuk kebutuhan primer berupa kebutuhan sekolah atau kebutuhan mendesak, kau sanggup pribadi membelikannya.
5. Ikuti pepatah lama, “Hemat Pangkal Kaya”!
Sebagai orang tua, sejatinya harus menyadari bahwa uang bukan hal yang gampang untuk dicari. Padahal kebutuhan primer, sekunder, dan tersiar tidak akan pernah sanggup dihentikan. Karena itu, ajarkan anak untuk menabung sehingga saat sewaktu-waktu ia memerlukan sesuatu, ia sanggup membelinya sendiri dengan hasil menabung.
6. Jangan takut anak sakit, ajarkan ia apa itu konsekuensi!
Misalnya, anak bermain larian-larian hingga jatuh dan terluka. Jangan buru-buru menyalahkannya bund. Tapi, tanyakan padanya kenapa ia sanggup terluka. Dengan berdiskusi mengenai alasannya dan akibat, secara tidak pribadi anak akan berguru mengenai apa yang sanggup ia lakukan dan sebaliknya.
7. Jangan membiarkan anak terbiasa melihat semua serba ada dan tersedia
Untuk anak yang belum mengerti duduk perkara budget, sesekali sanggup mengajaknya ke toko ATK (Alat Tulis Kantor) dan menanyakan apa saja yang akan ia beli. Kamu jangan mengambil barang yang tidak ia sebutkan. Hal ini sanggup melatih inisiatif pada anak.
Kalau ternyata ada perlengkapan yang penting yang belum disebutkan, kau sanggup berinisiatif menanyakannya. Misalnya dengan menanyakan, “Adek, perlu buku gambar juga gak?”. Baru sehabis ia bilang iya, boleh untuk ambil juga buku yang itu.
Sedangkan untuk anak yang sudah mengerti soal budget, tentunya sanggup memakai cara lain. Jadi, pertama ajak anak ke toko ATK. Utamakan untuk ke toko besar yang mana anak sanggup berkeliling dan berbelanja sendiri. Berikan kartu E-Money kepada anak dan katakan nominal di dalamnya. Baru sehabis itu, biarkan anak berkeliling menentukan dan mengambil barang yang diperlukannya. Dalam hal ini kau hanya bertugas sebagai pengawas ya.
Itu tadi 7 cara sederhana mendidik anak biar tidak tergantung dengan orang tua. Dari semua hal di atas, yang terpenting yaitu selalu berikan apresiasi. Apresiasi tidak harus dalam bentuk barang kok bund. Ucapan terima kasih pun sanggup dijadikan tanda apresiasi. Selain itu, sekali lagi, kolaborasi antara ayah dan ibu akan sangat dibutuhkan dalam hal ini.
EmoticonEmoticon