Friday 2 February 2018

Polemik Perempuan Final Zaman: Perempuan Karir Atau Ibu Rumah Tangga?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


Sebelum memulai goresan pena ini, terlebih dahulu saya memohon ampunan pada Allah SWT, sang Penguasa Hati, hanya kepadaNya saya berlindung dari godaan syaitan yang menanamkan rasa was-was dalam hati manusia. 

Wanita karir atau ibu rumah tangga? Pertanyaan ini sering terdengar pada perempuan di era ke 21 ini. Bahkan sering melintas di timeline facebook saya saling sindir antara kubu perempuan karir dengan kubu ibu rumah tangga. Selanjutnya, mari kita membahas satu-satu wacana perempuan karir dan ibu rumah tangga.
Selengkapnya dapat dibaca disini. Namun, kembali lagi, pada kenyataannya banyak perempuan karir yang mempunyai anak bermoral baik.

Misalnya lagi, saya seorang ibu rumah tangga, saya hanya berada di rumah. Konsekuensinya, saya tidak mendapat ratifikasi di mata masyarakat dan keluarga besar. Pendidikan tinggi saya selalu disayangkan oleh keluarga besar. Katanya, "untuk apa sekolah tinggi-tinggi bila ujung-ujungnya hanya menjadi ibu rumah tangga?"

Fenomena Anak di Akhir Zaman

Saya suka menyebutkan bahwa kita ini yaitu para orang renta kiamat yang sedang mendidik anak selesai zaman. Mengapa selesai zaman? alasannya yaitu sudah begitu banyak gejala kiamat yang bermunculan. Saya seorang muslimah dan saya mempelajari wacana tanda kiamat berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist. Beberapa tanda-tandanya yaitu sebagai berikut:
“Sesungguhnya di antara gejala hari Kiamat adalah: diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan merajalelanya perzinaan.” HR. Al-Bukhari (no. 80).
             Sumber kutipan: https://almanhaj.or.id/3217-tanda-tanda-kiamat.html.

Dewasa ini, kita sudah melihat gejala di atas, begitu banyak orang yang dangkal ilmunya lantas dijadikan pembicara publik. Tersebarnya kebodohan, salah satu teladan yaitu perkara cukup umur yang melaksanakan plagiat lantas menjadi kebanggan presiden, banyaknya orang yang gembira ketika meminum minuman keras serta begitu banyak perzinahan yang terjadi hingga tak jarang mereka mempublikasikannya di internet.

Anak-anak kita, dikala ini sedang hidup di selesai zaman. Tentu saja tantangan yang dihadapi oleh para orang renta di zaman ini berbeda dengan tantangan yang dihadapi oleh orang renta kita dulu. Bisa kita ambil perbandingan, dulu ketika anak dititip di tetangga sementara ibu pergi bekerja, maka ketika ibu pulang si anak akan tertawa riang gembira. Sementara dikala ini, banyak kejadian para orang renta menitipkan anak pada tetangga, sepulangnya kemudian si anak mulai bertingkah aneh, penyendiri dan jadi penakut. Cek per cek ternyata si anak sudah dilecehkan secara seksual atau bahkan lebih mengerikan si anak hingga diculik kemudian dibunuh.

Sebagai perbandingan lainnya, dahulu belum dewasa kita hanya menonton doraemon dan bermain layangan, dikala ini belum dewasa SD sudah dibekali dengan smarphone canggih sehingga dengan gampang mengakses sistus porno atau mengakibatkan awkarin dan younglex sebagai panutan. Jika membuka televisi belum dewasa akan mengakses program facebooker, dahsyat dan rumah uya.

Sudah melihat perbedaannya? Kaprikornus apakah kita masih mau mendidik anak dengan cara yang sama menyerupai orang renta kita dulu mendidik kita? Saya rasa pilihan yang cerdas dikala ini yaitu dengan mengubah cara mendidiknya.

Jadi, Wanita Karir atau Ibu Rumah Tangga?

Pada akhirnya, pertanyaan ini akan muncul, tentu saja. Saya langsung akan menentukan ibu rumah tangga, tak peduli orang lain menyampaikan apa. Saya hanya tidak mau menyesal nantinya, saya meyakini bahwa pendidikan tinggi seorang perempuan bukan untuk meraih karir bagus, namun untuk membangun suatu generasi. Saya ingat perkataan seseorang (saya lupa namanya), dia menyampaikan bahwa, "jika seorang dosen mengajar seorang laki-laki, maka dia hanya mengajar satu orang saja. Namun, bila dia mengajar seorang wanita, maka sesungguhnya dia sedang mengajar suatu bangsa". 

Pada goresan pena saya ini gotong royong saya hanya ingin mengajak para ibu untuk kembali ke rumah, saya sama sekali tidak ada maksud untuk mendiskreditkan perempuan karir yang juga seorang ibu, alasannya yaitu saya yakin mereka jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan ibu rumah tangga seutuhnya. Jika Khadijah yang menjadi panutanmu, maka kamu salah, Khadijah memang seorang perempuan yang mandiri, namun dia tetap memprioritaskan keluarganya. 

Ibu, apakah kalian tega meninggalkan anak kalian untuk dititipkan pada orang lain demi mengejar hasrat pribadi? Saya tidak berbicara wacana single parent, saya berbicara secara umum, seorang perempuan secara umum. Ayolah kembali ke rumah, peluk lah si buah hati, mereka tak butuh ijazahmu, mereka tak butuh posisimu di kantor. Mereka hanya butuh ibunya saja. Jika memang terpaksa kalian harus berkarir di luar, maka janganlah kamu genggam karirmu itu lantas mengesampingkan keluarga. Ingatlah bahwa surgamu berada di rumah, bukan di luar sana.

Wallahu'alam bishawab.


EmoticonEmoticon

Copyright © Sumber Informasi Burung All Right Reserved
Designed by Arkhadiuzm Powered by Blogger