Thursday 25 January 2018

Pengalaman Melahirkan Caesar Kedua

Akhirnya anak keduaku lahir juga dengan proses persalinan secara caesar. Kali ini, proses persalinan dengan jalan operasi caesar sudah saya rencanakan jauh-jauh hari. Kenapa harus caesar? Soalnya anak pertama saya juga lahir secara caesar. Apa tidak sanggup normal? Bisa dan dokter menyampaikan saya untuk mencoba jalan normal, namun saya merasa tidak yakin sanggup melahirkan anak kedua saya dengan jalan normal. Makara yah, bismillahirrahmanirrohim, saya menentukan jalan caesar.

Sebelum melahirkan, saya sempat membaca beberapa artikel perihal pengalaman orang lain melahirkan caesar kedua, namun yang saya dapatkan kebanyakan dari mereka menyampaikan bahwa caesar kedua lebih sakit dibandingkan dengan yang pertama kali.

Sebelum membandingkan rasanya melahirkan secara caesar yang pertama dan kedua, saya akan menuliskan satu per satu apa yang saya alami di persalinan kedua saya secara caesar ini.

Rabu, 6 Maret 2018

Selepas sholat isya, saya ditemani oleh suami, orang bau tanah dan anak pertama saya menuju rumah sakit bersalin. Berhubung 7 maret ialah hari yang telah saya rencanakan untuk melaksanakan persalinan secara caesar, dokter meminta saya untuk tiba malam hari sebelum operasi berlangsung. 

Pertama tiba, saya pribadi memasuki ruang IGD dan menyampaikan surat referensi dari dokter kandungan saya kepada dokter jaga di IGD. Setelah itu, saya diminta untuk berbaring di bed IGD sementara suami saya mengurus manajemen rumah sakit.

Nah, yang menyenangkan ialah perawat tidak perlu melaksanakan periksa dalam pada saya sebab memang referensi saya ialah melahirkan secara caesar. Saya ingat dulu waktu melahirkan anak pertama, berulang-ulang saya harus mencicipi 'sakitnya' investigasi dalam. Perawat hanya melaksanakan investigasi tekanan darah, denyut nadi bayi dan pengukuran lingkat dan tinggi perut. Tidak usang kemudian, kepingan lab tiba untuk mengambil sampel darah dan ketika manajemen selesai, saya dipersilahkan masuk ke kamar rawat saya dan diingatkan untuk berpuasa mulai pukul 01.00 sebab besok akan diadakan operasi pada pukul 09.00.

Kamis, 7 Maret 2018

Setelah melaksanakan sholat subuh dan sholat taubat, saya berkemas-kemas dan membersihkan diri, sambil berdoa kapan saya akan buang air besar. Soalnya entah kenapa saya tidak dipompa untuk mengeluarkan kotoran ataukah diberikan dulcolax menyerupai yang lalu. Mungkin perawatnya lupa atau bagaimana.

Pukul 06.00 seorang perawat tiba dan memasangkan infus ke tangan kanan saya, kemudian mengukur tekanan darah saya yang ternyata menjadi tinggi sebab kepikiran terus proses operasi yang akan saya jalani. Untung saja si perawatnya baik hati dan tidak sombong, dia mengingatkan saya untuk rileks dan menyampaikan semua akan baik-baik saja, tidak usah terlalu dipikirkan sambil mengelus-elus lengan saya.

Pukul 08.00 alhasil saya dijemput dengan memakai bangku roda. Suami, anak, orang bau tanah dan mertua sudah berkumpul di kamar. Perasaan saya jadi haru plus sangat rindu dengan anak pertama saya yang sedari malam tidak tidur denganku melainkan dengan orang tuaku. Kuraih anakku, kucium wajahnya dan kupeluk tubuh mungilnya sambil mengucapkan kata sayang.

Saya dimasukkan ke dalam kamar perawatan pasca operasi dan berbaring di bed 3. Di dalam ruangan terdapat beberapa ranjang yang sudah diisi dengan pasien lain. Ada yang sudah operasi dan ada juga yang bernasib sama denganku, menunggu giliran.

Pukul 09.00 alhasil giliran saya yang masuk ke kamar operasi. Saya hanya berjalan kaki dituntun oleh perawat dari kamar perawatan pasca operasi menuju ruang operasi. Rasanya ngeri-ngeri gimana ya, soalnya saya banyak membaca pengalaman caesar kedua orang lain yang katanya jauh lebih sakit dibandingkan dengan caesar pertama.

Pintu kamar operasi pun terlihat dengan daun pintu yang sudah terbuka lebar. Saya mencium aroma menyerupai aroma pemutih pakaian suncle*n, yang terakhir saya sadari ialah busuk darah dari rahim. Baunya sangat menyengat hingga menusuk hidungku. Terdengar bunyi dokter anastesi, yang mana ialah seorang bapak-bapak, menyampaikan pada si perawat kenapa saya terlambat dibawa masuk ke ruang operasi.

Baca Juga : Perawatan Pasca Operasi Caesar, Biaya, Obat dan Waktu Pemulihan


Saya diminta naik ke atas ranjang operasi, yang ukurannya sangat ramping, sekiranya hanya muat tubuh saja, sulit rasanya naik ke atasnya. Daaan... alhasil tiba ketika saya harus disuntik di kepingan belakang. Seingat saya dulu waktu melahirkan abang Q, saya diminta duduk dalam posisi membungkuk, nah pas kemarin saya diminta berbaring ke sebelah kiri sambil memeluk lutut dan kepala ditekuk ke bawah oleh si bapak dokter anastesi. Ya Allah, rasanya sangat tidak mengenakkan, rasanya lebih lezat waktu melahirkan pertama dulu, yang mana posisinya duduk dan sama sekali tidak ada rasa sakit apapun. Nah, kemarin itu posisinya sangat tidak nyaman sebab saya hingga sesak nafas, pas disuntik di belakang pun, kayaknya suntikannya tidak pas di daerah tujuan, buktinya rasanya sakit sekali, ngilu-ngilu hingga saya ingin meluruskan belakang namun ditahan oleh si bapak dokter anastesi. Saya nangis by the way.

Setelah disuntik, tubuh saya buru-buru dibalik ke atas sama dokter anastesi. Tangan diposisikan menyerupai lagi disalip, lengkap deh dengan segala peralatan yang dipasang di lengan, jari dan dada saya plus tangan saya diikat biar tidak gerak-gerak. Ya Allah rasanya sudah menyerupai akan disembelih dan dikurbankan kayak sapi kurban. Nah, sehabis itu saya dites imbas anastesi, disuruh bandingkan dinginnya cool bag di pipi dengan di perut. Alhamdulillah rasanya lebih cuek di pipi, kalo diperut rasanya kayak gimana ya, menyerupai disentuh saja namun tidak ada imbas cuek sama sekali.

Akhirnya si dokter spog masuk dan mengintip dari balik tirai yang sengaja dipasang di atas dada untuk menutupi kengerian di bawah sana. Dokter spog menyampaikan "saya mulai yaa.." sehabis itu dia menuntun untuk berdoa bersama, kemudian terdengar si dokter meminta pisau pada asistennya. Nah, disitulah kengerian mulai menjalar ditubuhku. Ya Allah, saya dipotong ini ya Allah... bunyi radionya mana yaaa.. huhh rasanya ngeri harus dengar percakapan dokter dan suara-suara alatnya itu. Suara radionya gres dinyalakan pas si anak sudah keluar. Telat lah, saya sudah dengar SEMUANYA. hehehe

Setelah proses operasi selesai, pukul 10.00 saya dibawa ke ruang pemulihan dan tidak diperbolehkan minum sebelum sanggup menggerakkan kaki. Pas saya tanya perawat, biasanya butuh berapa jam ya biar kaki sanggup bergerak, dijawabnya 3 jam. Ya Allah, rasanya usang soalnya saya sudah puasa semenjak jam 1 malam, perut sudah sangat lapar. Plus saya rindu pada anak pertama saya. Lalu saya tanya lagi, kapan saya sanggup ke kamar, si perawat menyampaikan bahwa kalau tidak ada duduk kasus saya sanggup diantar jam 16.00 ke kamar.
Kaki sudah sanggup digerakkan tapi belum sanggup balik kamar

Dua orang disamping bed sudah balik kamar
Seperti biasa, sehabis operasi tubuh jadi menggigil. Berangsur-angsur imbas bius hilang, bersamaan dengan datangnya rasa sakit dan nyeri di bekas operasi. Jika dulu saya menangis dan berteriak, kali ini saya hanya sanggup meringis dan beristigfar. Mungkin efek aib kali ya sebab di kiri dan kanan adem-adem saja pasca operasi.

Perbedaan Caesar Pertama dan Kedua

  1. Sc pertama prosesnya lebih cepat, kedua lebih lama.
  2. Sc pertama pemulihannya lebih lama, kedua lebih cepat.
  3. Sc pertama saya di RS hingga 8 hari, kedua hanya 3 hari.
  4. Sc pertama saya tidak sanggup menggendong bayi saya yang beratnya 3,8kg, kedua saya menggendong bayi saya yang 4kg pulang ke rumah plus ada kakaknya yang menggantung di tubuh saya.
  5. Sc pertama biaya lebih mahal sebab cito sc dan usang perawatan di RS, kedua lebih murah.
Setelah ada kesimpulan di atas, sanggup disimpulkan sendiri bahwa caesar kedua gotong royong lebih enteng dibanding yang pertama. Mungkin sebab sudah ada pengalaman kali ya, dan kemungkinan besar sebab ada si abang yang diingat juga butuh kita. Makara emmaknya harus berpengaruh demi si anak-anak.

Nah, jadi buibu, yang ada planning caesar kedua, tidak usah khawatir dengan review orang lain. Rasanya tidak sengeri itu kok, yang penting mindset kita harus kuat. Tidak usah bayangkan yang tidak-tidak, takutnya tekanan darah akan naik dan jadinya runyam deh...

Semoga selamat ya bersalinnya, ibu dan bayi sehat selalu.

mamsqi.com
Instagram: mamqifaya


EmoticonEmoticon