Tuesday 16 January 2018

Persiapkan Ini Kalau Ingin Travel Dengan Balita


Foto: dokumentasi pribadi
Besok yaitu hari dimana saya dan anak saya berangkat ke rumah orang bau tanah di Makassar, ini sudah kali ke sekian perjalanan anak saya memakai pesawat, hingga lupa ini sudah yang ke berapa kali. Awal saya membawa anak naik pesawat yaitu ketika usianya 4 bulan. Karena saya melahirkan di Makassar, jadi saya juga sekalian menunggu 4 bulan hingga anak saya benar-benar siap dibawa pulang dengan pesawat.

Sebenarnya persiapannya tidak beda jauh sih dengan persiapan yang dilakukan oleh orang cukup umur pada umumnya, tapi alasannya yaitu adanya kecemasan pada sang ibu, niscaya membawa anak balita di pesawat butuh persiapan lebih :D Saya langsung menyiapkan hal-hal khusus untuk anak saya supaya ia tidak rewel selama menunggu di waiting room apalagi di dalam kabin pesawat.

Pakaian

Sama menyerupai orang dewasa, balita juga butuh pakaian. Namun bila orang cukup umur hanya membutuhkan pakaian 2 lembar, maka balita butuh setidaknya 6 lembar. Semakin kecil usianya, maka sanggup lebih banyak dari itu. Kenapa? soalnya pakaian anak kecil rentan banget kotor, entah itu alasannya yaitu makanan, bermain, berkeringat atau malah alasannya yaitu popok yang kepenuhan lantas bocor.

Pakaian juga harus diubahsuaikan dengan kawasan tujuan, misal bila kita menuju kawasan yang suhunya hambar makan bawakan baju dingin, bila suhunya panas, maka bawakan baju yang agak tipis. Kalau saya langsung sih, alasannya yaitu anak saya mengenakan jilbab, yang membedakan hanya jaket saja. Kalau tujuannya hambar saya akan bawakan jaket lebih, bila panas maka saya hanya bawa 1 atau 2 jaket setidaknya untuk jaga-jaga mungkin akan dibutuhkan.

Selain memasukkan pakaian dalam koper, saya juga sering menyelipkan pakaian ganti di dalam backpack saya. Agar bila terjadi "pakaian kotor", saya sanggup menggantinya dengan cepat tanpa harus membongkar koper lagi.

Popok

Untuk popok sendiri, saya tidak pernah membawa dalam jumlah banyak, paling hanya 3-4 lembar saja sih. Soalnya kan popok barang umum ya dijual, jadi tidak sulit untuk menemukannya. Popok juga saya hanya menyimpannya di dalam backpack, biar lebih simpel untuk dijangkau.

Toileters

Membawa toileters berdasarkan saya sangat penting, terlebih sabun. Saya sering membawa toileters anak ukuran kecil, toileters sendiri hanya berupa tissue kering, tissue basah, sikat gigi dan sabun ukuran kecil. Sabun saya letakkan di dalam backpack beserta tissue. Kenapa? soalnya sanggup gawat bila anak poop di kawasan umum dan tidak terdapat sabun. Kaprikornus yah benda ini sangat wajib untuk dibawa.

Susu

Berhubung anak saya meminum susu bermerk curcuma plus, dan susu itu tidak mengecewakan sulit ditemukan, saya sering membawa 2-3 kotak di dalam koper. Soalnya anak saya, usia 3 tahun bahkan ia masih minum susu dengan dot, dan ia tidak sanggup tidur tanpa minum dot. Untuk bekal di backpack, saya menyiapkan susu UHT brand apa saja, tapi belakangan saya suka banget dengan UHT punya morigana, bahannya plastik ya menyerupai susu indomilk kemasan botol plastik, tapi khusus buat balita ini susunya. Kemasan menyerupai itu jadi gak simpel penyok kalo tertindih barang lain. Berbeda dengan kemasan kotak, sangat rentan bocor dan penyok bila tertekan.

Camilan

Saya sering menyediakan coklat buat anak saya, soalnya ia suka banget dengan coklat. Sebenarnya coklat dijual bebas di bandara, namun alasannya yaitu harganya begitu mahal, saya memutuskan untuk membeli di super market atau mini market sehari sebelum berangkat, biar gak lupa lagi. Tau lah emmak-emmak, perhitungannya luar biasa ya. hahaha

Gendongan / Stroller

Gendongan atau stroller sebetulnya ditentukan dari usia anak dan kondisi kawasan tujuan. Jika anak usia di bawah 2 tahun (atau badannya masih kecil), sebaiknya memakai gendongan. Jika di atas 2 tahun (atau tubuhnya sudah berat untuk digendong lama) sebaiknya memakai stroller. Anak saya, memakai gendongan hanya hingga usia 1 setengah tahun saja, soalnya badannya Alhamdulillah cepat besar dan tubuhnya sudah tidak muat lagi di dalam gendongan, bila memakai gendongan malah pecahan paha jadi lecet alasannya yaitu ketatnya gendongan itu.

Perhatikan juga kawasan tujuan, bila tempatnya ramah stroller, maka bawalah stroller yang tidak merepotkan, ada kok stroller khusus travel. Kenapa bawa stroller travel, soalnya ini kita bawa anak ya, jadi jangan mau terlalu direpotkan dengan stroller ukuran gede. Bisa-bisa anak jadi stress kalau orang bau tanah juga stress.

Tiket

Nah, ini yang paling penting sebetulnya :D jangan hingga kita dah punya tiket tapi malah lupa belikan anak tiket. Kejadian ini pernah loh terjadi di pesawat yang saya tumpangi, ada seorang ibu yang tidak membelikan tiket untuk anak balitanya, karenanya ia gak sanggup naik dong di pesawat, si ibu disuruh membeli tiket gres untuk si anak, yah kena deh mau lolos gratis tiket malah sanggup harga lebih mahal. Padahal kan bila dibeli sebelumnya lewat travel online, sanggup lebih murah buk!

Oh iya, tiket pesawat tidak berpatokan pada usia anak ya, anak saya usia belum 2 tahun sudah beli tiket utuh. Kenapa? alasannya yaitu tubuhnya sudah melewati dagu orang cukup umur ketika duduk dipangkuan, jadi ia harus duduk sendiri. Lagipula, bila tubuh anak sudah besar meski usia belum hingga 2 tahun, sangat tidak nyaman loh duduk berjam-jam di pesawat sambil pangku anak. Anak tersiksa, ibu juga tersika.

Mainan

Ingat bawakan mainan kesayangan anak, satu aja gak perlu banyak. Anak saya sendiri, saya selalu membiarkannya menentukan satu mainan berukuran kecil yang paling ia suka, hal ini sanggup membantu menenangkan ia bila rewel loh. Namun terkadang ada juga pesawat yang menunjukkan mainan khusus anak kecil, menyerupai waktu itu saya menaiki garuda tujuan UPG-KDI, anak saya dikasih satu boneka kecil. Namun jangan terlalu bermimpi ya, gak semua pesawat garuda ngasih mainan ke anak kecil :D

Obat-Obatan

Obat-obatan yang saya bawa setiap melaksanakan perjalanan hanya berupa balsem dan minyak telon.

Nah, itu lah tadi daftar apa-apa saja yang harus dipersiapkan untuk travel bersama balita. Namun, semuanya balik lagi ke kondisi masing-masing anak dan keluarga.

Sekian dari saya, semoga perjalanannya kondusif dan menyenangkan yaa...


EmoticonEmoticon