Tuesday 23 January 2018

Pengalaman Naik Pesawat Dengan Bayi Usia 1 Bulan

Tepatnya dua bulan lalu, aku melahirkan di Makassar, tanah kelahiran aku dan suami (beserta anak pertama kami). Pada usia adek B yang ke 1 setengah bulan sebab satu hal dan yang lainnya, kami tetapkan untuk kembali ke tanah rantau kami di Kendari. Hal ini berarti adek B ketika itu belum mencukupi usia standar menjadi penumpang maskapai penerbangan, yaitu usia 3 bulan.


Saat itu kami menumpangi pesawat Garuda dengan impian tidak ada drama delay, namun ternyata pesawat Garuda delay juga selama satu jam. Penerbangan dari Makassar ke Kendari terbilang cukup singkat, hanya bekisar 1 jam perjalanan udara. Tapi yang namanya bayi kecil, mau naik pesawatnya hanya satu jam pun tentu mempunyai pelbagai risiko.

Seperti pada umumnya, bayi di bawah usia 2 tahun hanya membayar sebesar 10% dari harga tiket remaja tanpa ada bagasi. Padahal ya barang bawaan kami 70% punya si adek B, hehe. Berhubung maskapai pesawat tidak mengizinkan bayi di bawah 3 bulan melaksanakan penerbangan (pada kasus tertentu biasanya bisa, asal ada rekomendasi dokter), maka aku meminta suami untuk menggandakan usia anak saya, yang sebetulnya lahir bulan Maret 2018 diubah menjadi Januari 2018. Nah, apa saja persiapan aku membawa bayi usia 1 setengah bulan untuk menaiki pesawat? Berikut aku paparkan.

Gendongan Bayi

Menurut irit saya, gendongan bayi lebih efisien dan efektif dibawa ketimbang stroller. Kenapa? Hal ini sebab bayi usia 1 bulan masih sangat membutuhkan kehangatan badan ibu, masih suka dipeluk-peluk. Untuk menghindari si bayi ngamuk, maka aku menentukan gendongan berbentuk wrap. Saya sendiri menggunakan easy wrap dari baby K'tan. Sebenarnya aku juga punya gendongan instan yang berbentuk sling, namun rasanya pergelangan tanganku sangat letih menggunakan gendongan tipe sling karena leher bayi usia 1 bulan masih belum kuat, jadi lengan kita masih harus menyangganya. 

Saya juga menentukan gendongan easy wrap daripada wrap pada umumnya yang harus dililit banyak, tujuannya biar tidak rempong, itu saja. Bandara Hasanuddin Makassar memang tidak sebesar bandara Soekarno Hatta di Jakarta, namun percayalah mams, gendongan akan sangat bermanfaat kalau akan menaiki pesawat. Oh iya, abang Q dulu naik pesawat di usia 4 setengah bulan, ketika itu lehernya sudah tahan jadi aku menggunakan gendongan tipe SSC (soft structured carrier). Lagian waktu itu aku belum paham betul tipe gendongan, maklum ibu gres nan bodoh lugu.

Apron Menyusui

Alhamdulillah anak kedua ini aku dapat menjadi ibu ASI. Berbeda dengan anak pertama dulu dimana aku jadi ibu sufor. Berhubung aku full direct breast feedingi, maka aku sangat membutuhkan apron menyusui untuk menutupi area pribadi aku ketika menyusui di kawasan umum. Trust me, ini sangat bermanfaat. 


Bagi ibu sufor, saran aku siapkan semua keperluan feeding bayi di kawasan berukuran kecil, termasuk termos air panas. Tapi dulu waktu anak pertama sih saya menyajikan susu formulanya dengan air mineral biasa. 

Baju Ganti Bayi, Popok dan Tissue Basah

Ingat juga ya mams untuk membawa pakaian ganti, popok dan tissue berair untuk si kecil. Kemarin sebelum naik ke pesawat, adek B buang air besar di popoknya. Otomatis aku harus menggantinya di nursing room. Oh iya, di nursing room bandara ternyata ada ranjang, wastafel dan dispenser air minum yang ada keran air panasnya. Kemarin lupa di foto sebab buru-buru sudah ada panggilan naik ke pesawat. 

Tips Saat Naik Pesawat Bersama Bayi

Selain persiapan yang sudah aku paparkan di atas, aku juga punya beberapa tips nih agar naik pesawat bersama si kecil dapat jadi menyenangkan tanpa ada drama sama sekali. Alhamdulillah perjalanan pulang kami ke tanah rantau kemarin tidak menghadirkan drama sama sekali pada adek B.
  1. Kenakan pakaian yang nyaman untuk si kecil, aku pribadi menentukan sleep wear untuk adek B, yang ada tutupan tangan dan kakinya langsung. Kaprikornus adek B tidak perlu mengenakan kaos tangan dan kaos kaki lagi, deh. Pengalaman naik pesawat bersama abang Q, doi rewelnya minta ampun selama perjalanan, waktu itu aku memakaikan pakaian yang heboh untuk anak aku hehe.. maaf ya abang Q.
  2. Susui si kecil selama take off dan landing pesawat biar tekanan udara yang tiba-tiba naik dan turun tidak menciptakan indera pendengaran cuilan dalam si kecil jadi sakit. Oh iya, epilog indera pendengaran sangat tidak efektif loh untuk membantu indera pendengaran si kecil. Hal ini sebab ketika naik pesawat, bukan indera pendengaran cuilan luar yang bermasalah, tetapi indera pendengaran cuilan dalam yang hanya dapat dihilangkan dengan menelan. Bagi yang sudah biasa naik pesawat, niscaya paham deh, saat tekanan udara di kabin berubah, indera pendengaran niscaya akan berdengung dan akan hilang ketika kita menelan ludah. Nah! thats why si kecil harus tetap menyusu ketika itu.
  3. Selain si kecil, ibunya juga WAJIB mengenakan pakaian yang nyaman, sebisa mungkin kenakan pakaian yang busui friendly, ya!
  4. Hindari membawa tentengan yang berlebihan, contohnya mau bawa ole-ole hingga berkantung-kantung hehe, aku sendiri hanya membawa satu tas ransel berukuran kecil untuk menyimpan keperluan adek B.
Nah, itulah pengalaman, persiapan dan tips ketika naik pesawat bersama bayi usia 1 bulan. Masih ada komplemen gak nih? Semoga membantu ya! 

mamsqi.com
Instagram: mamqifaya


EmoticonEmoticon