Friday 12 January 2018

Mengapa Ternak Sapi Butuh Rumput (Hijauan) ? Apa Manfaatnya?

Ternak Ruminansia (Sapi, Kambing, Kerbau dll) Tidak Bisa Terlepas Dari Pakan Hijauan (Rumput), Mengapa dan Untuk Apa?

Hijauan pakan ternak mempunyai tugas penting dalam menjaga mutu produk ternak melalui kandungan beta caroten, vitamin E, tanin, saponin, xantofil dan senyawa sekunder lain yang mempunyai dampak herbal, anti oksidan atau anti kualitas yang bermanfaat sebagai pakan fungsional. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ternak ruminansia yang mengkonsumsi hijauan lebih tinggi menghasilkan kandungan conjugated linole acid (CLA) pada daging dan asam lemak pada susu lebih tinggi serta trans fatty acid (TFA) susu lebih rendah sehingga produk lebih sehat untuk dikonsumsi. 
Hijauan pakan merupakan pecahan tumbuhan selain biji-bijian yang sanggup dikonsumsi ternak secara kondusif dan berkelanjutan atau yang dipanen untuk pakan. Istilah hijauan diambil dari penampakan fisik pecahan tumbuhan segar yang berwarna hijau. Istilah hijauan pakan dalam penggunaannya menjadi lebih luas tidak terbatas pada materi asal tumbuhan yang segar, namun juga mencakup jerami, materi asal tumbuhan yang sudah diawetkan baik kering (hay) maupun awetan lembap (silase).  Salah satu jenis rumput yang sering digunakan peternak sapi yaitu rumput gajah.
Rumput gajah yaitu rumput berukuran besar bernutrisi tinggi yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak menyerupai sapi, kambing, gajah, dll. Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika sebab ketahanannya terhadap cuaca panas. (Wikipedia)
Jenis rumput lainnya yaitu odot, ketika ini rumput odot salah satu jenis rumput yang mulai dikembangkan pembudidayaannya, sebab begitu mudahnya rumput odot ini tumbuh sehingga sebagian peternak tidak memperhatikan cara budidaya rumput odot yang baik dan benar, untuk itulah di sini kami berikan panduan lengkap budidaya rumput odot supaya cepat berkembang biak dan akhirnya maksimal, dengan daun yang lebar dan anakan banyak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi pemula yang ingin membudidayakan rumput odot mulai dari bibit, sebab tidak semua batang rumput odot layak dijadikan bibit sehingga perlu tehnik khusus dalam menentukan bibit rumput odot yang baik dan berkualitas dengan jaminan tumbuh sempurna.

Jika Anda mendapat bibit dari kebun sendiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan bibit untuk ditanam supaya bibit tersebut sanggup tumbuh dengan baik, bibit yang baik dihasilkan dari tumbuhan yang baik pula, sebab tumbuhan yang tidak sehat akan mengakibatkan bibitnyapun buruk sehingga Anda akan dirugikan sebab pertumbuhan tumbuhan rumput odot terganggu dengan masa penantian panen yang cukup lama. Bibit rumput odot yang baik yaitu yang berumur muda dan diambil dari pecahan pangkal tumbuhan induk sehingga sudah mempunyai akar untuk menunjang pertumbuhan selanjutnya.

Bibit rumput odot yang baik terlihat dari batangnya yang besar dan padat, serta jumlah calon anakan atau ruas cukup pendek, bibit jenis ini dihasilkan dari tumbuhan yang tercukupi kebutuhan airnya, sebab tumbuhan yang kekurangan air akan menghasilkan bibit yang keras, kecil, dan jarang antar ruas sekitar 1-3 cm, apa lagi jikalau hingga 5 cm akan menghasilkan tumbuhan yang lambat pertumbuhannya dan kerdil. Lalu bagaimana jikalau Anda mendapat batang yang kecil? Asalkan kondisi tumbuhan terlihat sehat masih dimungkinkan untuk dipacu pertumbuhannya, sebab walaupun batang bibit besar jikalau kurang perawatan akhirnya tak sebaik yang dirawat dengan benar.

Manfaat Hijauan (Rumput) Bagi Ternak Sapi (Ruminansia)

Hijauan pakan merupakan sajian utama bagi ternak ruminansia dengan tingkat konsumsi harian mencapai 70% dari total ransum. Secara teknis, hijauan pakan sangat berperan dalam menjaga kesehatan dan fungsi rumen. Keberadaan serat dalam hijauan pakan (selulosa dan hemiselulosa) menjadi sumber energi bagi mikroba rumen, demikian halnya dengan mineral serta protein (terutama dari legum) merupakan sumber N bagi basil dan protein produk.
Ketersediaan hijauan pakan dalam ransum ruminansia mutlak diperlukan. Kekurangan hijauan pakan di beberapa peternakan sapi perah telah mengakibatkan umur produktif lebih pendek, dari 6-7 tahun menjadi sekitar 3-4 tahun. Tidak sedikit induk sapi mengalami kegagalan reproduksi larena penimbunan lemak pada sistem reproduksi akhir peningkatan jumlah konsentrat dalam ransum. Akibatnya terjadi peningkatan biaya investasi pada perjuangan sapi perah untuk penggantian ternak.

Hijauan pakan mempunyai tugas penting dalam menjaga mutu produk ternak melalui kandungan beta caroten, vitamin E, tanin, saponin, xantofil dan senyawa sekunder lain yang mempunyai dampak herbal, anti oksidan atau anti kualitas yang bermanfaat sebagai pakan fungsional. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ternak ruminansia yang mengkonsumsi hijauan lebih tinggi menghasilkan kandungan conjugated linole acid (CLA) pada daging dan asam lemak pada susu lebih tinggi serta trans fatty acid (TFA) susu lebih rendah sehingga produk lebih sehat untuk dikonsumsi.

Penggunaan hijauan pakan sebagai sajian utama dalam ransum ternak ruminansia sanggup mengurang biaya pakan hingga kurang dari 50%. Sebagai teladan yaitu biaya pemeliharaan ternak sapi di Australia dengan memakai pakan utama hijauan hanya sekitar $2.8 per ahad sedangkan di pulau Jawa sanggup mencapai Rp 84.500 per ahad dengan mengandalkan pemenuhan nutrien dari konsentrat.

Pemeliharaan ternak secara extensif di padang penggembalaan merupakan sistem pemeliharaan paling efisien dalam sistem produksi peternakan. Luas padang penggembalaan di Indonesia hanya sekitar 2.1 juta ha jauh dibawah Australia (99.96 juta ha) atau Mongolia (88.73 juta ha). Luasan padang penggembalaan ini menurun dibandingkan pada jaman Belanda yang mengharuskan setiap desa mempunyai padang penggembalaan. Penyusutan juga terjadi secara alami melalui reforestasi di beberapa daerah, invasi gulma, dan petaka maupun konversi lahan untuk pemukiman dan industri. Oleh sebab itu revitalisasi padang penggembalaan nasional harus segera dilakukan sebagaimana tertera dalam UU no. 18/2009 wacana peternakan dan kesehatan hewan.

Macam-macam Jenis Rumput

Rumput di Indonesia sebagian besar termasuk dalam sub-famili Panicoideae, selanjutnya yang cukup banyak yaitu sub-famili Bambusoideae dan Chloridoideae . Sub-famili lainnya yaitu Aristidoideae, Arundinoideae dan Centothecoideae dengan spesies relatif sedikit. Berdasarkan kajian koleksi herbarium LIPI (Setiana, 2014) terdapat 1044 spesies/sub-spesies/varietas rumput (termasuk 153 jenis dari sub-famili Bambuseae) yang ada di Indonesia atau 11,7% dari jenis yang ada di dunia. Jumlah ini merupakan obyek penelitian dan pengembangan hijauan pakan yang sangat penting baik sebagai individu tumbuhan maupun secara kesatuan dalam suatu ekosistem.

Rumput Indonesia tersebar dari Sabang hingga Merauke termasuk di dalamnya Semenanjung Melayu, kepulauan Philipina dan Papua Nugini. Hampir di semua tempat ditemukan rumput domestik dengan banyak sekali ragamnya sesuai dengan keragaman klimatik, edafik, biotik dan ketinggian. Pertumbuhan banyak sekali jenis rumput sangat tergantung pada toleransi pembiasaan rumput terhadap keragaman lingkungan Indonesia sangat bervariasi. Hal ini merupakan pecahan potensi besar rumput untuk diteliti dan dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak.

Jenis rumput yang sangat lebar toleransinya sanggup ditemui di hampir setiap tempat, dari tepi pantai hingga pegunungan. Jenis rumput tersebut antara lain Cynodon dactylon (L.) Pers., Eleusine indica (L.) Gaert., Panicum repens L. dan Eragrostis amabilis (L.) Wight & Arnott ex Nees. Sedangkan jenis rumput yang mempunyai toleransi pembiasaan yang rendah hanya sanggup ditemui pada area yang sangat terbatas. Misalnya Pseudoraphis spinescens (R. Br.) Vickery, hanya sanggup ditemui di ketinggian lebih dari 1000 dpl dan air tergenang. Rumput ini di temukan di Situ Patenggang, Ciwideuy, Bandung Selatan.

Di Danau Panggang di Pulau Kalimantan, padihiang (Oryza rufipogon Griffith) dan udul-udul (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees) merupakan masakan utama kerbau rawa. Di kawasan ini pula ditemui Cynodon dactylon yang berperan penting sebagai hijauan pakan bagi kerbau ketika demam isu kemarau. Rumput tersebut tumbuh di tepian hutan sebagai pakan bagi induk dan anak yang belum lepas sapih. Menurut kearifan lokal, rumput Cynodon dactylon (L.) Pers. sanggup meningkatkan produksi susu induk. Hal ini menunjukkan adanya tugas rumput lebih dari sebagai sumber energi bagi ternak, dimungkinkan sebagai sumber mineral dan vitamin.

Sepanjang pesisir yang berkadar garam tinggi ditemukan cukup banyak jenis rumput, bahkan sanggup tumbuh di tepi pantai, bersentuhan pribadi dengan air laut. Lepturus repens (G. Fort.) R. Br., Thuarea involuta (G. Forst.) R. Br. ex Sm., Ischaemum muticum L., Panicum repens L. dan Spinifex littoreus (Burm. F.) Merr. banyak ditemui di pantai berpasir. Beberapa jenis rumput yang tumbuh di area pantai dengan kondisi akrab daratan antara lain Chloris barbata Swartz., Imperata cylindrica (L.) P. Beauv. dan Zoysia matrella (L.) Merr..

Pada area hutan yang lembab dan naungan tinggi biasanya ditemukan rumput berdaun lebar antara lain Centotheca lappacea (L.) Desv., Setaria palmifolia (Koenig.) Stapf., Pseudechinolaena polystachya (Kunth.) Stapf., Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv. dan banyak sekali jenis bambu. Area terbuka dengan cahaya matahari penuh, curah hujan relatif rendah dan tanah yang kering merupakan habitat ideal bagi sebagian besar rumput. Kondisi menyerupai ini banyak ditemui di kawasan Timur Indonesia, terutama NTT, NTB, Sulawesi dan Kepulauan Maluku. Rumput Pennisetum macrostachyum Benth., Pennisetum polystachyon (L.) Schultes dan Imperata cylindrica (L.) P. Beauv.

Referensi:http://hitpi.org dan sumber lainnya


EmoticonEmoticon