Terkadang dalam suatu kontes burung kicau, termasuk Kacer, masih saja ada permasalahan dan kontroversi di dalamnya. Bagaimana tidak, salah satu burung yang pernah menjadi jawara di kontes A, tiba-tiba ia kalah pada kontes B. terperinci saja hal itu akan menimbulkan pertanyaan, apakah kontes tersebut menerapkan poin evaluasi yang baik atau tidak?
Pada dasarnya poin evaluasi kelas Kacer dalam lomba burung itu sejatinya sama. Adapun kalau ada perbedaan dalam segi hasil, mungkin disebabkan lantaran kondisi akseptor itu sendiri. Mungkin kondisi akseptor sedang sakit, tidak fit, kurang stamina, atau lantaran kurang persiapan. tentu saja kalau penyebabnya yaitu lantaran kondisi peserta, maka sangat tidak masuk nalar kalau kita menyalahkan sebuah EO, terutama hukum dan poin evaluasi kontes yang diselenggarakan oleh EO tersebut.
Sedangkan poin evaluasi kontes burung sendiri, umumnya mengarah pada kualitas, kreativitas, dan gaya bertarung burung dalam kontes tersebut. Adapun poin-poin evaluasi yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
1. Irama: burung yang dikatakan mempunyai skill berkicau yang baik umumnya mempunyai irama berkicau yang baik pula. Sedangkan untuk menjadi seekor burung jawara, seekor Kacer haruslah mempunyai irama yang unik dan indah.
2. Lagu: burung yang jawara umumnya mempunyai lagu yang bervariasi dan banyak, kalau ia hanya mengulang-ulang lagi dalam kontes, maka besar kemungkinan ia akan diberi nilai yan kecil. Pasalnya, lagu yang dimainkan yaitu lagu yang monoton dan cenderung membosankan.
3. Volume: volume burung haruslah terdengar dengan baik oleh juri. Dengan kata lain, ia harus mempunyai volume bunyi yang keras dan tebal biar didengar oleh juri.
4. Ngerol: ngerol yaitu istilah yang dipakai untuk bunyi bunyi burung yang kontinyu.
5. Speed atau spasi: speed dan spasi yaitu istilah yang dipakai untuk tempo lagu dan jarak antar lagu. Dalam kontes, seekor Kacer haruslah mempunyai tempo lagu yang baik dan jarak lagu yang rapat.
6. Intonasi: istilah ini dipakai untuk alunan lagu yang dibawakan Kacer.
7. Power: istilah ini dipakai untuk tenaga Kacer yang dipakai ketika berkicau.
8. Isian: dalam kontes seekor Kacer juga harus mempunyai isian atau variasi lagu yang banyak. walaupun bukan hal wajib, tapi hal ini sangat membantu mendongkrak evaluasi Kacer.
9. Durasi kerja: dalam kontes, seekor Kacer haruslah melewati durasi kerja sebanyak 85% dari total waktu kerja yang telah dipersiapkan oleh panitia.
10. Gaya/tarian: gaya ini biasanya berbentuk gerakan dalam berkicau menyerupai buka sayap, menggerakan ekor, atau gaya-gaya lainnya. Gaya memang bukan evaluasi utama, namun gaya sanggup menambah evaluasi Kacer dalam kontes.
11. Fisik: dalam mengikuti kontes, seekor Kacer haruslah mempunyai sayap, bulu, paruh, kaki, dan tubuh yang sehat dan fit.
Nah itu tadi yaitu poin evaluasi Kacer dalam kontes burung. Ke-sebelas poin di atas yaitu poin-poin evaluasi yang biasanya dipakai dalam sebuah kontes burung kicauan. Akan tetapi, kalau pun ada evaluasi lain dalam sebuah kontes, umumnya tidak jauh berbeda dengan poin-poin diatas.
EmoticonEmoticon