Wednesday, 18 April 2018

Kerja Kelompok Dik Nana

Hari Minggu, sepulang dari pasar tradisional, sambil memasak saya merapikan belanjaan untuk mengaturnya di kulkas, menyiangi udang-udangan dan ikan-ikan, serta sayur dan bumbu dapur untuk kebutuhan satu minggu. 
Di tengah aroma sedapnya kepiting maritim (rajungan) yang mulai mendidih kuahnya, terdengar bunyi drai luar pagar. 
Kak Iffah pun segera berlari ke depan untuk melihat siapa gerangan mereka. Ternyata .... mereka yaitu sobat sekolah Dik Nana. 
Wih, para krucils yang masih malu-malu itu berjajar di depan pintu. Tidak mau dipersilakan masuk. EMpat hingga lima anak itu pun kugiring ke ruang tamu. Dengan malu-malu mereka menjelaskan tujuan mereka. 

Mereka ingin menjemput Dik Nana untuk mengerjakan kiprah kelompok. Hmmm.... Dik Nana yang dari tadi masih santai segera berlari ke kamar mandi dan dengan cepat beliau menuntaskan kegiatan kamar mandinya. Kak Dhila  dna Kak Ida menyiapkan pakaiannya, merapikan rambutnya. Demikian pula denganKak Iffah. 

Hmmm... semua sibuk memperhatikan DIk Nana yang akan keluar untuk mengerjakan kiprah kelompok di rumah temannya. Tidak ketinggalan, dialog perihal siapa nanti yang akan mengantar dan menjemput, serta decak kagum kakak-kakaknya dan bahkan juga Mas Nur, turut mengapresiasi kegiatan si bungsu yang belum pernah keluar rumah sendiri ini. 

Sepertinya, bekerja kelompok Dik Nana ini merupakan sesuatu yang sangat menciptakan mereka harus berisik sepanjang pagi. 

Sarapan, susu ci=okelat, uang saku, dan Dik Nana pun siap untuk ikut ke rumah temannya yang hanya beberapa meter, tetapi bikin heboh kakak-kakak untuk membicarakan bagaimana nanti dik Nana berangkatnya, bagaimana nanti pulangnya ..... Hihihi ..... lucu juga ya.

Si bungsu yang sudah mau delapan tahun pada bulan Juni nanti ini masih dianggap sebagai anak kecil yang tidak tahu dunia luar. Padahal, Dik Nana termasuk anak yang berdikari lo, di antara saudara-saudaranya. Dia termasuk bukan anak yang rewel ketakutan ketika pertama kali masuk Taman Kanak-kanak. Dia yang juga meskipun paling andal terlambat masuk kelas, tetapi tidak mereweli saya untuk mengantar ke sekolah ataupun ke kelas. Jam berapapun beliau siap ke sekolah, beliau akan berangkat dan siap untuk menanggung teguran dari guru kelasnya sendiri.

Mungkin alasannya yaitu posisinya sebagai si Bungsu, sehingga keempat saudaranya sedemikian care dan protect terhadap dia. #TersenyumMelihatMerekaSemua.

Dan jadinya ...... jreng, jreng jreng .... Usai sholat dhuhur, Kak Dhila menengok dik Nana di rumah temannya. Dan mengabarkan bahwa kiprah kelompoknya belum selesai. 
Dan, menjelang pukul dua, Kak Ida pun bergantian menengok ke lokasi pengerjaan kiprah kelompok, dan menjelang Ashar, mereka tiba dengan ceria ....




EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)