Wednesday, 25 April 2018

Karena Ku Lebih Menghargai Prosesnya ...

Semakin berkembang teknologi, semakin cepat sebuah proses dapat dilakukan, tetapi tetap saja ada proses di dalamnya, bukan sekedar sim sa la bim, dan kemudian tepuk tangan ala Pak Tarno, dan kemudian semua dapat berubah menyerupai yang diinginkan. Bukan pula menyerupai Romi Rafael ataupun Uya Kuya yang hanya dengan sulap a la hipnotisnya, maka semua dapat manut dan nurut dengan kata-katanya. Karena, semua yang ada di dunia ini diciptakan untuk mengikuti sunnatullah, yang di dalamnya ada proses. Kita bukan Robb yang dengan IrodahNya dapat pribadi mengubahciptakan apa yang dikehendakiNya hanya dengan Kun Fayakuun. Dan ... dari dulu saya sangat menghargai proses, dan lebih suka berproses. Itulah makanya ketika ada makin banyak orang yang berprinsip bahwa semua dapat digapai dengan instan, bukan saya menolak, tetapi hanya tidak senada dan seirama saja.
Demikian pula ketika my hubby berniat untuk mengikutkan belum dewasa untuk ikut kegiatan 3 hari yang katanya dapat mencerdaskan anak dan menciptakan anak cepat berpikir, membaca cepat, dan kelebihan-kelebihan lainnya, maka saya mencoba untuk menggali siapa sebetulnya penemu kegiatan tersebut dan apa saja yang telah dicapainya.
Yupps, it's the next brilliant yang ternyata situsnya sudah turun bero dan yang hidup masih blog gratisannya yang memakai platform blogspot, serta facebooknya yang sudah pada main turun harga. It's really makes me got more illfeel.... So, sebagai seorang isteri yang hanya dapat berdoa, maka dengan harap besar lengan berkuasa saya memohon supaya anak-anakkua terhindar dari kegiatan tersebut. Dan, menjelang hari pelaksanaan pembinaan (pelaksanaan pembinaan tanggal 2, 3, dan 5 November 2013), tiba-tiba si Bapak penemu kegiatan bilang jikalau pembinaan tersebut belum dapat diberikan kepada anak di bawah usia SMP. Alhamdulillah, itu yaitu balasan pertama yang membahagiakan. Sementara si Sulung juga bilang jikalau beliau tidak dapat meninggalkan kelas di hari Sabtu, sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Tinggallah si nomor dua, Kak Ida, yang harus berjuang untuk menolak kegiatan pembinaan tersebut. Dan balasan pun tiba dari putra an putri teman si penemu program, yang mengundurkan diri di hari pertama, waktu gres mengikuti separuh session. It's really the answer from Allah, that finally made my hubby allowed my doughter to get out from that program. So, saya tidak perlu mengajukan ragam alasan dan debat dengan my hubby untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut.
Begitulah, saya tidak menolak percepatan, ataupun hal-hal yang instan, alasannya yaitu saya menghargai proses yang akan menyehatkan jiwa dan hati serta rujukan pikir kita, sebagaimana ketika memasak mi instan pun saya menghindari penggunaan bumbu bawaan mi instan, dan memasaknya kembali dengan pemanis ragam sayur, jamur, dan telur serta bumbu buatanku sendiri yang bebas MSG .... Meskipun terkesan lebih ribet, tetapi akan lebih menyehatkan dan lebih bervisi ke depan .....
Lantas, kegiatan pencerdasan yang menyerupai apa yang saya harapkan? kegiatan yang melalui proses yang diiringi dengan keikhlasan, ketekunan, dan kesungguhan, serta rutin dilakukan .... Jika pingin cepat, aktivasikan hati dan otak dengan tartil Al Alquran secara rutin, atau dapat juga dengan alunan musik klasik macam Wolfgang Amadeus Mozart, Beethoven, atau sekedar denting piano Richard Clayderman atau tiupan saxophone Kenny G, all will make ouer heart, mind, and soul, and brain got activated better....


EmoticonEmoticon