Tuesday, 17 April 2018

Kami Pilih Bank Syariah, Hening Dan Kondusif Untuk Semua

Tabungan pertama yang saya miliki yaitu tabungan di bank Konvensional, sebab saya membutuhkan bank untuk mentransfer uang dari akun paypal. Dimana saya tidak dapat memakai akun bank my hubby, sebab nama di akun paypal harus sama dengan nama di akun bank di Indonesia. Setelah membuka akun bank dan mengurus kartu ATM, serta internet banking, maka saya pun punya rekening bank Konvensional. 

Tidak ada hal yang asing selama transaksi dengan memakai rekening bank Konvensional. Saya memakai kartu ATM untuk menarik uang via mesin ATM dan belanja. Internet banking memudahkan saya untuk mengecek saldo, transaksi antar bank, dan mentransfer uang dari akun Paypal

Hingga akhirnya, secara tidak sengaja saya membuka rekening bank Syariah, sebab registrasi dilakukan oleh pengurus komunitas olahraga yang saya ikuti bersama my hubby. Saya tidak terlalu menanggapi rekening bank Syariah saya tersebut, sebab buku tabungannya juga dibawa oleh ketua komunitas. 

Setelah itu, saya merasa memerlukan untuk membuka rekening tabungan lagi yang saya maksudkan untuk mengelola keuangan pribadi saya. Maksudnya, supaya saya dapat menyisihkan dana pribadi saya dan tidak terlalu boros dalam membelanjakan uang. Pilihan bank Syariah ini juga tidak sengaja, hanya sebab kebetulan my hubby memakai layanan bank Syariah untuk mengelola keuangan bisnisnya. Bahkan seluruh karyawan dia mempunyai rekening bank Syariah untuk proses transfer honor karyawan. 

Saya juga membukakan tabungan Syariah untuk kelima putra dan putri saya untuk mengajarkan mereka menabung. Dan menentukan bank Syariah, sebab merasa yakin bahwa bank Syariah akan mengelola dana mereka secara syar’i


Sekali lagi, saya tidak mencicipi perbedaan apa-apa ketika membuka rekening gres di bank Syariah. Saya mendapat kartu ATM yang juga dapat saya gunakan untuk mengambil uang di mesin ATM dan belanja. Demikian pula dengan anak-anak. Sayangnya, rekening Bank Syariah saya ini harus saya lepas untuk dipegang belahan keuangan di kantor my hubby, untuk penempatan dana non-operasional. 

Setelah tidak memegang kartu ATM Bank Syariah, saya kembali memakai kartu ATM bank Konvensional untuk menarik uang di mesin ATM dan belanja. 

Hingga akhirnya, saya pun kembali membuka rekening bank Syariah untuk kebutuhan penyisihan dana non-operasional lagi dalam mendukung pengelolaan keuangan bisnis my hubby. Saya pribadi membuka dua rekening untuk saya dan satu rekening untuk putri kedua saya, sebab ATM dia yang pertama hilang. 

Karena putri kedua saya waktu itu belum tujuh belas tahun, maka rekening tabungannya ikut delam rekening tabungan saya. Dan ternyata, sesudah pengecekan, saya telah mempunyai rekening di bank Syariah tersebut. Yaitu rekening bank yang dibukakan oleh pengurus Komunitas Olahraga yang saya ikuti. 

Pelayanan pembukaan rekening bank Syariah yang ini tergolong gampang dan cepat. Apalagi pegawai banknya bersedia tiba ke kantor my hubby, sehingga saya tidak perlu tiba ke kantor cabang menyerupai dikala saya membuka rekening bank konvensional yang pertama kali. 
Pada dikala pembukaan rekening ini, pegawai banknya memberi klarifikasi secara rinci setiap produk bank Syariah yang ditawarkan, perbedaan antarproduk, dan perbedaannya dengan produk bank konvensional. Setelah saya menentukan produk tabungan yang ditawarkan, proses pengisian formulir pun dilakukan dan semua siap diproseskan oleh pegawai bank tersebut.

Tidak hingga satu minggu, semua akomodasi tabungan sudah saya terima. Tiga kartu ATM, tiga buah buku tabungan, dan akomodasi layanan internet banking dan mobile banking pun sudah saya terima. Yang kemudian menjadi berbeda dan agak mengganjal adalah, aktivasi akun rekening harus dilakukan di kantor cabang. Bersyukurnya, aktivasi dapat dilakukan oleh staf belahan keuangan my hubby, sehingga saya tidak perlu ikut ke kantor cabang. Cukup dengan mengisi formulir surat kuasa dan memasang materai 6.000 rupiah. 

Pengecekan Saldo, Mutasi, dan Transaksi Via Internet Online Bank Syariah
Namun demikian, ada hal yang agak mengganjal yaitu bahwa untuk transaksi melalui internet bankingnya tergolong agak ribet, sebab harus memakai isyarat berupa angka-angka yang tidak dapat dihafal, tetapi harus dicheck list setiap kali mau transaksi dan usai transaksi. Memang, mekanisme menyerupai itu tidak menyerupai pada bank Syariah lain yang memakai token untuk transaksi online. Sehingga tidak dapat disamaratakan bahwa semua bank Syariah mempunyai mekanisme yang agak rumit dalam bertransaksi. 

Oh iya, menurut pengalaman, secara umum, akomodasi dan penggunaan layanan bank Syariah dan bank Konvensional itu sama. Yang membedakan, yaitu pada aktivitas bagi hasil yang dibagi setiap final bulan. Karena saya menentukan produk mudhorobah, maka saya mendapat sejumlah bagi hasil setiap final bulan dan bukan bunga menyerupai yang umumnya ada di bank Konvensional. 
Hal ini yang sedikit mengakibatkan saya tenang. Artinya melalui pengelolaan keuangan Syariah di bank, saya dan keluarga terhindar dari bunga bank. Yang artinya pula, kami sekeluarga terhindar dari riba. 

Meskipun demikian, masih juga ada yang menjadi pertanyaan yang mengganjal, apakah prinsip keuangan Syariah pada bank Syariah juga ta’awun, menyerupai yang seharusnya. Yaitu prinsip tolong menolong dan bantu membantu. Karena intinya praktik bank Syariah dan bank Konvensional sekilas tampaknya sama, yaitu mengumpulkan dana dari nasabah untuk selanjutnya disalurkan kepada nasabah lain yang memakai produk-produk bank Syariah untuk melaksanakan pembiayaan perjuangan dan lain-lain. Dimana pada praktiknya, tujuan pendirian bank Syariah, tetaplah bisnis yang berorientasi pada pencapaian profit. 

Mungkin pertanyaan yang terbersit dalam benak saya tersebut dapat jadi terbersit juga pada benak masyarakat lain. Sehingga, perbedaan antara bank Syariah dan bank Konvensional yang diketahui masyarakat masih gres sebatas pada istilah. Oleh sebab itu, diharapkan sosialisasi yang intensif, masif, terstruktur untuk dapat memahamkan huruf Syari’ah yang menempel pada bank Syari’ah dan membedakannya dari bank konvensional. 

Namun, sekali lagi, di antara bersitan pertanyaan di benak saya, saya, anak-anak, my hubby, dan bahkan pengelolaan keuangan bisnis my hubby, telah mulai lebih banyak memakai pelayanan bank Syariah. Meskipun masih tetap memakai bank konvensional untuk menfasilitasi pelanggan yang juga masih memakai bank Konvensional. 

Gambar: dokumen pribadi


EmoticonEmoticon