Jangan Biarkan Anak Kelamaan Kecanduan Gadget! Ketahui Akhir Dan Cara Mengatasinya Biar Lebih Produktif

Gadget merupakan benda yang hampir tidak pernah lepas dari anak. Hampir di setiap kawasan ibarat sentra perbelanjaan, restoran, toko buku, dan lain-lain kita sering melihat anak sibuk bermain gadget.

Tidak jarang bahkan kadang orang renta sengaja menawarkan kepada anaknya dengan alasan semoga anak tidak keluyuran bermain di luar rumah. Bahkan ada orang renta yang sengaja menawarkan gadget kepada balita dengan dengan semoga ia bisa damai dan tidak rewel.

Padahal ibu seharusnya sadar, dibalik fasilitas dan manfaat yang ditawarkan oleh gadget, barang modern juga mempunyai pengaruh yang sangat jelek untuk anak, baik untuk psikologis maupun untuk kesehatan. Berikut ialah dampak jelek yang  diakibatkan oleh penggunaan gadget yang berlebihan.

1. Tidak hanya lupa makan anak yang kecanduan gadget juga jadi malas belajar

Namanya juga kecanduan, lantaran itu sulit dipisahkan dari gadgetnya. Bahkan apabila Ibu memaksa untuk mengambil honor tersebut, maka akan terjadi hal-hal yang mungkin di luar dugaan kita ibarat anak teriak-teriak, anak marah, bahkan ada yang hingga mengamuk.

Tetapi, apabila Ibu Terus membiarkan belum dewasa untuk bermain dengan gadgetnya maka yang ada mereka akan menjadi malas melaksanakan kegiatan yang sebetulnya menjadi kewajibannya. Diantaranya ialah belajar, makan, mandi, beribadah dan lain-lain. Tentunya hal ini akan mempunyai dampak yang berkelanjutan.

2. Malas berguru berdampak pada penurunan kualitas hasil pembelajaran

Ketika anak sudah kecanduan, maka yang ada di pikiran mereka ialah gadget tersebut. Misalnya ketika mereka memainkan game online di gadget mereka. Maka fokus mereka akan tertuju pada game yang mereka mainkan.

Karena itu apa pun yang mereka lakukan, kegiatan apapun itu, mereka akan tetap ingat dengan game yang mereka mainkan. Entah itu kelanjutan dari game tersebut, level yang mereka mainkan, bagaimana cara mencapai level selanjutnya, pokoknya apapun yang berkaitan dengan game tersebut.

Hal itu berdampak pada ketika mereka belajar. Makara contohnya sepulang sekolah, waktu yang harusnya dipakai untuk istirahat justru terpakai untuk bermain gadget. Selanjutnya malam hari di mana waktu yang sering dipakai untuk berguru tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Kenapa? Karena ketika mereka sedang membaca buku pelajaran, fokus mereka tetap ke arah gadget. Kurang fokus inilah yang mengakibatkan kualitas berguru menaik mereka menurun.

3. Waktu yang sebetulnya sanggup dipakai untuk bermain dengan sahabat habis dipakai untuk bermain game di gadget

Secara umum, bisa dikatakan bahwa anak yang kecanduan gadget akan mengalami krisis sosialisasi. Mereka akan lebih tertarik untuk bermain gadget daripada keluar rumah dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Meskipun ketika di sekolah mereka bertemu dengan teman-temannya, tapi sosialisasi dengan lingkungan di luar sekolah seharusnya juga tetap sanggup dilaksanakan.

Sosialisasi dengan lingkungan sekitar akan membantu pembentukan aksara anak. Dari sosialisasi itulah mereka akan berguru perihal bagaimana cara berkomunikasi yang sopan, etika istiadat sekitar, norma yang berlaku, dan lainnya.

Sayangnya belum dewasa yang sudah kecanduan gadget tidak akan mempunyai waktu senggang untuk keluar rumah apalagi bersosialisasi dengan sekitar. Bahkan, lebih parah lagi, ketika sesama pecandu gadget berkumpul, yang ada mereka tidak berkomunikasi secara eksklusif tapi mereka sibuk bermain gadget masing-masing. Sehingga hanya sedikit sekali komunikasi yang dilakukan secara verbal. Jika hal ini terus berlanjut, sanggup dipastikan sifat alami insan yang tadinya dikatakan sebagai makhluk sosial akan bermetamorfosis makhluk Individual.

4. Tidak hanya rugi waktu, tapi juga bisa merugikan kesehatan

Ada banyak problem kesehatan yang timbul dari pemakaian gadget. Mulai dari problem kesehatan ringan ibarat mata iritasi yang disebabkan oleh penggunaannya terlalu lama, hingga problem kesehatan berat semacam cidera otak yang disebabkan oleh yang ditimbulkan oleh gadget.

Selain itu ada juga problem kesehatan tulang. Hal ini terjadi lantaran posisi anak ketika memakai gadget ialah tidak pada posisi yang baik contohnya membungkuk lantaran terlalu fokus dengan gadgetnya, tengkurap, atau sambil tiduran.

Dan yang lebih parah ialah sudah ditemukan masalah janjkematian yang terjadi lantaran penggunaan gadget. Nah, dibalik fasilitas yang ditawarkan oleh gadget, ternyata ada banyak sekali macam ancaman kesehatan yang mengancam.

5. Lebih jauh lagi, penggunaan gadget juga berakibat pada kerugian material

Yang dimaksud material di sini ialah pemborosan uang. Seperti yang kita ketahui pemakaian harus dibarengi dengan penggunaan kuota internet. Tentunya internet itu tidak gratis ya. Untuk mendapat kuota internet, maka pengguna harus membeli pulsa ke operator, memasang wifi di rumah, atau menumpang ke hotspot gratisan.

Nah untuk belum dewasa yang rumahnya tidak memakai wifi dan jauh dari hotspot WiFi satu-satunya cara ialah dengan membeli pulsa atau kuota ke operator seluler. Dan tentunya harganya tidak murah.

Anak yang sudah kecanduan tidak akan bisa berhenti untuk bermain gadgetnya sehingga apabila kuota habis, mereka akan merengek untuk membeli kuota lagi. Bahkan ada yang dalam satu bulan bisa membeli sebanyak dua hingga tiga kali. Di sinilah terjadi pemborosan uang.

Mengingat kerugian atau dampak jelek yang diakibatkan oleh gadget kepada anak, kali ini channel bunda akan menawarkan tips mengenai cara menghadapi anak yang sudah kecanduan alat modern ini. Berikut ialah tips yang bisa dilakukan ketika anak anda sudah telanjur kecanduan.

1. Tega tidak tega, orang renta harus berani menghentikan penggunaan gadget

Anak yang sudah terlalu kecanduan gadget pastinya tidak akan bisa lepas darinya. Apabila penggunaan gadget yang dirasa sudah sangat merugikan, maka orang renta perlu mengambil perilaku tegas dan berani mengambil tindakan tertentu, atau dengan kata lain merampas dan menyitanya selama kurun waktu tertentu.

Ketika Hal ini dilakukan niscaya anak akan marah, teriak-teriak, mengamuk dan sebagainya. Ketika hal ini terjadi maka buatlah sebuah perjanjian dengan anak. Yaitu, syarat untuk pengembalian gadget. Misalnya gadget akan dikembalikan ketika nilai mata pelajaran matematika sudah meningkat 50%. Dan ketika perjanjian,tersebut sudah dibuat, maka orang renta juga harus konsisten mempertahankan perjanjian tersebut.

2. Tunjukkan bahwa mereka hidup di dunia faktual dan tidak terbatas pada permainan di dalam gadgetnya

Untuk menjauhkan anak dari gadget maka ia harus dikenalkan dengan hal lain, salah satunya ialah sosialisasi dengan lingkungan. Yang dimaksud sosialisasi dengan lingkungan ini tidak harus dengan tetangga.

Orang renta bisa juga mengajak anak untuk berekreasi atau berwisata ke tempat-tempat alami atau ke kawasan wisata yang bertema edukasi. Selain menyenangkan, hal ini juga akan menunjukkan kepada anak bahwa dunia disekitar ini jauh lebih menarik daripada apa yang selama ini hanya mereka lihat dibalik layar.

3. Percayalah setiap anak mempunyai talenta tertentu, temukan dan kembangkan!

Tidak hanya mahir dalam bermain gadget, tentunya anak juga mempunyai talenta terpendam. Sudah menjadi tanggung jawab orang renta untuk menemukan dan mendukung pengembangan talenta tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperkenalkan ialah beberapa bidang, contohnya bidang olahraga, musik, melukis, dan lain sebagainya. Orang renta juga bisa menanyakan eksklusif kepada anak mengenai Hobi mereka atau hal yang ingin mereka lakukan.

Nah sesudah mendapat jawabannya, orang renta harus mendukung hal tersebut hal itu merupakan hal yang positif. Misalnya ketika Anak tertarik untuk menekuni bidang olahraga renang, Dukung ia dengan cara mengikutkannya ke kursus renang. Dengan begitu, secara tidak langsung  intensitas penggunaan gadget pada anak akan berkurang lantaran anak mempunyai kesibukan lain berupa les renang.

4. Orang renta menciptakan aturan, orang renta juga harus melaksanakan

Sangat tidak adil bila kita sebagai orang renta membatasi anak dalam memakai Gadget, tapi kita sendiri tidak konsisten melaksanakan hal yang sama. Hal itu akan mengakibatkan suatu cemburuan pada anak. Tentu ia kan berfikir Mama Papa memakai alat canggih ini Kenapa saya dilarang menggunakannya. Nah lantaran itu orang harus membatasi penggunaan gadget, atau setidaknya jangan memakai di depan anak-anak.

5. Sudah tidak bisa mengendalikan anak? mendatangi psikolog bisa jadi jalan keluar

Apabila tips yang kita berikan di atas masih juga tidak bisa menghentikan atau setidaknya mengurangi intensitas penggunaan gadget pada anak, mungkin ada baiknya anda sebagai orang renta berkonsultasi ke psikolog. Bila perlu ajak anak tersebut untuk menemui psikolog sehingga ia indikasi eksklusif dengan dokter yang ada disana.

Jangan beranggapan bahwa tiba ke psikolog berarti gila. tidak ibarat itu! Tujuan kita tiba ialah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan mendatangi pakar yang lebih ahli, anak akan diajak untuk berbincang dari hati kehati mengenai kenapa memakai gadget, apa yang menarik dari sana, hingga rekomendasi kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir penggunaan gadget pada anak.

Nah, intinya gadget memang memudahkan kehidupan kita. Tetapi bila dipakai secara berlebihan, apalagi dipakai oleh anak dengan usia yang belum seharusnya, itu akan mengakibatkan banyak sekali problem serius ibarat yang sudah disebutkan di atas. Makara bunda harus pandai-pandai mengatur penggunaan gadget pada anak.

Demikian gosip yang bisa kita sharing hari kali ini semoga bermanfaat ya. Sampai jumpa di goresan pena berikutnya!