Hari itu sebetulnya saya ingin ke Jendela Alam bersama suami, namun sayang suami lagi ada kerjaan dan tidak memungkinkan untuk pergi bersama. Daripada bosan menunggu di kamar hotel, saya memberanikan diri menuju Jendela Alam bersama anak saya. Kami berkendara memakai grab car, dari sukajadi ke jendela alam kira-kira mengeluarkan biaya sekitar 60rban rupiah. Cukup murah, daripada naik taxi :D
Satu hal yang menjadi kesan pertama saya ketika masuk di wisata ini, kecil dan biasa saja. Saya hampir merasa menyesal loh ketika masuk di jendela alam. Saat itu kebetulan lagi ada tour beberapa kelompok anak TK, jadi situasinya cukup ramai. Untuk masuk ke jendela alam, kita dikenakan biaya 15rb rupiah per orang, cukup murah. Kasir yang melayani hari itu menyampaikan bahwa arena yang dibuka hanya ada 3, yaitu animal feeding, kolam renang dan kereta api. Nah, jadi biaya 15rb itu hanya untuk berkeliling saja ya di area jendela alamnya, bukan untuk menikmati semua akomodasi seperti, trampolin, naik kuda poni, dll. Untuk menikmati akomodasi itu ya dikenakan biaya per wahana.
Mengingat anak saya sangat senang ketika diajak memberi makan ternak di lactasari diary farm, otomatis saya pribadi membeli tiket untuk animal feeding yang dipatok 20rb rupiah. Oleh kasir kami disuruh masuk dan menunggu pendamping. Makara 20rb rupiah ini sudah termasuk pendamping, memetik sayuran sendiri dan mencucinya kemudian memberi makan pada ternak.
![]() |
Gelang penanda masuk jendela alam |

Setelah rusa, kami menuju ke sangkar kelinci dan marmut, disana tidak mengecewakan banyak jenis kelinci dan marmut. ihh anak saya berani ya sedekat itu sama marmutnya, saya mah takuttt..... Kelinci disana ukurannya gak tanggung-tanggung besarnya, kayak kuciing, meoong... Apa mungkin alasannya yakni keseringan dikasih makan kali ya hingga badannya segede itu, masya Allah.
![]() |
Memberi makan sapi |
Setelah memberi makan sapi, kami menuju sangkar kambing dan kuda poni. Sebenarnya sih ada banyak sangkar yang kami lewati dikala memberi makan binatang ternak, tapi yah binatang yang kami kasih makan ya hanya binatang yang makan sayuran saja, burung, ayam, reptil dll yang tidak makan sayuran ya di skip sama mbaknya.
Spesies kambing di kawasan ini cukup banyak, mulai dari lokal hingga kambing bule, halah.. saya lupa nama spesiesnya apa. Lucu banget kambing-kambingnya terlihat sangat kelaparan atau emang dasar rakus ya, mereka saling berebut ingin dikasih makan sama Qifaya. Belum lagi ada yang hingga menyeruduk mitra sendiri untuk makan, rasanya persis dengan situasi di negeri kita ya :D
Kuda poni yang hanya ada dua ekor kala itu (soalnya yang lain pada istirahat dan ada juga yang lagi ditunggangi sama belum dewasa TK), ternyata murah senyum ya. Tiap dikasih makan sama Qifaya selalu menampakkan gigi-giginya kolam abis pake behel, rapi beneerr tapi sayang kotor :D mbak nya hingga bilang sama Qifaya kalo malas sikat gigi, nanti giginya bakal kayak poni :D
Nah, dengan selesainya memberi makan kambing dan kuda poni yang kandangnya bersebelahan, simpulan juga tur yang diberikan oleh mbaknya, anak disuruh basuh tangan pake sabun, abis itu mbaknya pamitan dan kita boleh deh keliling sendiri di kompleks jendela alam itu. Untuk menengok ulang binatangnya juga boleh tapi gak dikasih makan lagi. Anak saya tiba-tiba cemberut pas sesi animal feedingnya usai :D
Setelah memberi makan hewan, rasanya saya puas banget deh.. sangkaan awal saya perihal kawasan ini jadi sirna. Jendela alam ini benar-benar ramah anak dan sanggup jadi sarana bermain sambil mencar ilmu bagi anak-anak. Saya kemudian melanjutkan berkeliling dengan anak saya, disana terdapat arena bermain anak juga loh dan bebas dimainkan oleh anak-anak.
![]() |
Arena bermain anak |
Ketika menyisir kawasan ini, saya menemukan lokasi outbond mini untuk remaja dan anak, berada di sisi kanan pintu masuk. Tapi entah kenapa lagi sepi banget, jadi takut lama-lama di sisi itu :D
Setelah duduk anggun di kantin makan yogurt dingin, alasannya yakni jam sudah menyampaikan hampir pukul 13, saya tetapkan untuk keluar dan menuju ke Farm House yang lokasinya juga berada di Lembang.
Sampai disini dulu goresan pena saya mengenai jendela alam di lembang, semoga menjadi ilham bagi para orang bau tanah untuk mengajak anaknya berwisata sekaligus mencar ilmu di jendela alam ini.
EmoticonEmoticon