Postingan ini dibentuk alasannya ialah adanya kiprah kedua dari kelas martikulasi Institut Ibu Profesional. Sayangnya, postingan ini sudah terlambat satu hari dari batas terakhir dikumpulkan. Saya tentu punya alasan saya sendiri. Jujur saja, saya sudah menanyakan indikator apa sih yang suami saya inginkan dari saya semoga membuatnya bahagia, semenjak sepekan yang lalu, tepatnya 5 Februari 2019. Sementara anak saya yang pertama, saya butuh waktu menyelesaikan balasan beliau hingga Sabtu, 9 Februari 2019 alasannya ialah jawabannya yang masih sangat kekanakan. Maybe, karena doi sama sekali belum mengerti betul ya.. or maybe karena doi sudah mendapatkan saya apa adanya, termasuk bonus suka mengomelnya hehe...
Jujur saja, sebetulnya kiprah ini sudah ingin saya kumpulkan sedari Ahad, 10 Februari 2019. Tapi. lagi-lagi alasannya ialah alasan kepala yang selalu sakit ketika melihat layar handphone, menciptakan saya agak berat membuka laptop untuk menulis kiprah ini di blog saya. Sempat sih saya curhat di group Whatsapp, ada yang bilang saya boleh mengirimkan voice note untuk mengumpulkan kiprah kali ini. Tapi sesudah saya pikir lagi, rasanya sayang sekali kalau harus melewatkan kiprah ini dan tidak mempublikasikannya di blog pribadi saya :D
Setelah rebahan sedikit dan meminum obat sakit kepala, kesannya sakitnya kepala melihat layar pun lenyap. Meski saya mengetik sambil mengernyitkan alis, berusaha melihat dengan baik alasannya ialah enggan menggunakan beling mata yang firasatku menjadi penyebab sakitnya kepalaku. But that's okay, I think I can make it.
Well, saya sudah membuatnya dalam bentuk file JPEG di Canva. Berikut indikator profesionalisme sebagai individu, istri dan seorang ibu versi saya, sesuai dengan request dari suami dan bawah umur saya, serta sesuai dengan hati dan pikiran saya.
 |
| Sebagai individu |
 |
| Sebagai istri |
 |
| Sebagai ibu |
Pertanyaannya ialah mengapa indikator sebagai seorang istri kok cuma satu? Ya, alasannya ialah seruan dari sang suami juga cuma itu. Padahal ya, pas saya minta doi tulis mau apa saja dari saya, doi bilang "saya tulis ya di kertas, tapi jangan dibaca dulu. Nanti saja pas saya tidak di rumah." And did you know? kertasnya hingga doi sembunyikan dan gres dikasih tahu letaknya dimana pas doi berangkat kerja. Itupun dikasih tahu letaknya dimana melalui chat whatsapp.
Awalnya saya pikir suami maunya saya rajin masak, mengurangi jajan, menurunkan berat tubuh kek, atau rajin membersihkan wkwkwk secara ya, selama ini suami juga turut membantu kerjaan domestik saya. Misalnya sebelum berangkat kerja, suami mencuci dulu, menjemur. Kadang juga menyapu sekalian mengepel. Kadang juga hingga masak nasi dulu. Btw, nulis ini kok ya saya merasa berdosa? :D
Tapi memang suami saya sedari awal menikah selalu turun tangan membantu pekerjaan rumah, termasuk mengurus anak tentunya. Jadi, tolong jangan salahkan saya. Tidak mungkin saya melarang suami saya mengerjakan semua itu alasannya ialah saya juga, jujur, butuh pertolongan suami :D
Nah, ketika bertanya pada anak pertama saya, abang Q, doi awalnya jawab lucu banget. Masa iya doi mau mami jadi kodok, jadi superhero, jadi bunga matahari. wkwkwk jawaban macam apa itu, nak? Makanya, meski jawabannya hanya 2 itu, tapi dalem juga yak. Lama bok baru ketemu jawabannya.
Loh kok poin kedua dari abang Q pengen vlog? Ehem, jadi abang Q itu waktu layarnya dipergunakan untuk bermain game edukasi atau menonton channel Youtube si Ryan itu tuhh... Jadi, beliau juga mau katanya bikin video menyerupai itu, dan yess.. we are already made some videos in her own youtube channel. Meski yang subscribe baru mami dan abatinya doank, hehe...
Lalu, untuk anak kedua saya alasannya ialah usianya gres saja masuk 11 bulan, jadi beliau benar-benar tidak punya komentar apapun selain tetetete atau nenenen dan numnumnum...
Okay baiklah, saya rasa sekian dulu postingan saya kali ini. Sudah pukul 01.30 WIB nih. Waktunya bobo cantik di sebelah bayi yang setiap ketika minta ASI. Bhayy...
EmoticonEmoticon